Quantcast
Channel: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Viewing all 1349 articles
Browse latest View live

Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu: Mental, Neural, dan Perilaku

$
0
0

Masih dalam rangkaian Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu, Program Studi Doktor Ilmu Psikologi bersama dengan Kelompok Bidang Keahlian Fakultas Psikologi UGM kembali melanjutkan acara tersebut pada hari Senin (4/4). Bidang peminatan Mental, Neural, dan Perilaku menjadi bidang peminatan pembuka pada paruh kedua dengan mengundang pembicara yang memiliki fokus pembahasan masing-masing.

Di awal sesi, hadir Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D sebagai pembicara pertama dengan topik “Kepribadian dalam Konteks Mental, Neural, dan Perilaku”. Dalam konteks Mental, Neural, dan Perilaku, kepribadian adalah variasi unik dari evolusi manusia yang ditampilkan sebagai pola perkembangan trait disposisional, adaptasi karakter, dan kehidupan yang integrative pada budaya yang rumit dan berbeda-beda. Lebih detail lagi, menurut neurosains memahami kepribadian manusia tidak bisa dilakukan tanpa memahami tentang otak.

“Ada 2 sumber biologis dari kepribadian. Dua sumber tersebut adalah proximal dan distal”, jelas Supra. Sumber biologis proximal adalah sumber biologis dari kepribadian yang terdiri atas beraneka ragam fungsi sistem neural yang stabil. Sementara distal adalah sumber biologis dari kepribadian yang dipengaruhi oleh keturunan dan lingkungan.

Selanjutnya, pembicara kedua dalam sesi kali ini adalah Sri Kusrohmaniah, M.Si., Ph.D. Sri membawa pembahasan tentang “Topik dan Metode Penelitian dalam Bidang Mental, Neural, dan Perilaku”. Melalui pembahasan yang disampaikan, Sri mengawalinya dengan pembahasan tentang Biopsikologi sebagai salah satu studi ilmiah tentang perilaku dalam konteks psikologi. Ringkasnya, biopsikologi mempelajari perilaku lewat ilmu pengetahuan dari ilmu saraf dan lainnya yang dikumpulkan. “Ada nama lainnya, ada yang menyebutnya dengan psikobiologi, biologi perilaku atau pun ilmu saraf perilaku”, jelas Sri.

Terakhir, sebagai pembicara penutup pada sesi Mental, Neural, dan Perilaku, hadir Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D yang menyampaikan pembahasan tentang “Adaptabilitas terhadap Perubahan”. Melalui topik tersebut, Galang mengenalkan tentang Tes Biopsikometrik Bernama Galang-Satrio Adaptability Test atau GSAT yang bertujuan untuk mengukur kemampuan adaptasi individu terhadap tekanan dan perubahan yang disebut dengan agile. Prinsip yang digunakan oleh GSAT adalah pengukuran psikofisik yang berperan memahami kecenderungan seseorang ketika dihadapkan dengan tugas menantang serta lingkungan yang terus berubah.

 

Photo by Markus Winkler on Unsplash

Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu: Psikologi Pendidikan

$
0
0

Rangkaian acara Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu terus berlanjut pada Selasa (5/4) dengan membahas bidang peminatan Psikologi Pendidikan. Pembahasan bidang peminatan kali ini dihadiri lebih banyak pembicara dibandingkan dengan sesi-sesi sebelumnya.

Pada sesi pertama, hadir sebagai pembicara, yaitu Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D & Ammik Kisriyani, M.A yang membahas topik “The Importance of Cognitive Mapping for Tailoring Intervention in Educational Setting”. Di awal, Edilburga sempat melontarkan pertanyaan kepada partisipan tentang bagaimana perasaan ketika proses pembelajaran berubah-ubah dari daring ke luring maupun sebaliknya.

Berdasarkan data yang dihimpun secara sederhana, ada beberapa keluhan baik dari guru maupun orang tua terkait proses pembelajaran selama pandemi berlangsung. Guru dan orang tua yang memiliki anak usia dini mengeluhkan yang berkaitan dengan kemandirian, kelekatan, keterampilan sosial-emosional, dan kompetensi pra-akademik. Sementara guru dan orang yang memiliki anak usia SD mengungkapkan kendala pada kemampuan dasar calistung, keluasan pengetahuan, dan juga keterampilan sosial-emosianal. Untuk guru dan orang tua yang memiliki anak remaja, baik itu SMP maupun SMA, menyatakan bahwa kendala seputar pemahaman konsep, motivasi, goal setting, regulasi diri, dan belajar.

Berikutnya, sebagai pembicara kedua hadir Dr. rer. pol. Bhina Patria, M.A yang membahas topik “Writing Group Program Reduce Academic Procrastination: A Quasi-Experimental Study”. Topik tersebut dibahas berdasarkan fenomena berapa lama seorang mahasiswa magister dalam menyelesaikan tugas akhirnya atau tesis. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bhina, kecepatan mahasiswa magister dalam mengerjakan tesis adalah 10 bulan pada bulan 2019. Data tersebut lebih cepat dibandingkan pada tahun 2014 dimana kecepatan mahasiswa magister dalam mengerjakan tesis adalah 21 bulan.

Beberapa usaha yang telah dilakukan pihak kampus untuk semakin mempercepat pengerjaan tesis adalah menerbitkan SK Rektor No. 11 Tahun 2016 dan menyediakan mata kuliah teknik penyusunan penulisan tesis yang diadakan pada semester 2. Sehingga, ketika mahasiswa mengambil tesis pada semester 3 tidak kaget dan memiliki informasi dasar berkaitan dengan penyusunan tesis.

Terakhir, hadir sebagai pembicara terakhir adalah Elga Andriana, M.Ed., Ph.D dan Dian Mufitasari, Psikolog yang membahas topik “Inclusive Education in a Post Covid World: An Educational Psychology Perspective”. Menurut UNESCO, inklusi adalah proses untuk mengatasi hambatan yang membatasi keberadaan, partisipasi, maupun capaian siswa. Beberapa hal yang juga dijelaskan oeh Elga dan Dian melalui topik tersebut adalah tema-tema yang pernah diteliti pada tahun-tahun sebelumnya, seperti self-efficacy, cognitive load, motivation, dan student learning.

 

Photo by Tim Mossholder on Unsplash

Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu: Perubahan & Pengembangan Organisasi

$
0
0

Kamis (6/4) acara Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu masih berlanjut dengan topik bidang peminatan Psikologi Perubahan & Pengembangan Organisasi. Dimulai pada pukul 08.00 WIB secara daring, sesi ini dihadiri oleh tiga pembicara yang kompeten, yaitu Dr. Sumaryono, M.Si., Rizqi Nur’aini A’yuninnisa, M.Sc., dan Ridwan Saptoto, M.A.

Sumaryono membahas “Psychology Safety: Konsep dan Implementasi dalam Kepemimpinan” pada sesi pertama. “Topik psychological safety ini tidak lepas dari isu-isu terkini”, ujar Sumaryono. Melalui topik tersebut Sumaryono juga menjelaskan tentang komponen dari psychological safety yang terdiri dari innovative thinking, risk behavior, dan respect behavior. Selain itu, dalam konsep psychological safety memiliki iklim kerja yang comfortly admitting mistakes, learning from failure, everyone openly shares ideas, dan better innovation and decision making.

Selanjutnya, pada sesi dua hadir Rizqi dengan topik “Resources at Work” yang menjelaskan bahwa ada empat hal jenis sumber daya dalam bekerja, yaitu object resources, conditions resources, personal characteristics, dan energies. Sumber daya dalam bekerja menjadi penting karena hal tersebut dapat memengaruhi performance seseorang dalam bekerja, kesejahteraan seseorang, dan kondisi kesehatan mental.

“Ternyata, resources ini tidak hanya memengaruhi kita di tempat kerja, tetapi juga memengaruhi kondisi kita di rumah atau kondisi kita di kehidupan secara umum”, ungkap Rizqi. Oleh karena itu, menurut Rizqi apa yang dilakukan individu di tempat kerja secara fulfilling, dapat membawa hal positif untuk hidup. Dengan demikian, bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja, dapat diterapkan. Selain itu, Rizqi juga memberikan beberapa ide untuk penelitian kedepannya tentang sumber daya dalam bekerja melalui topik yang disampaikan.

Terakhir, sebagai penutup sesi hadir Ridwan yang membahas topik “Common Method Bias: A New (Shift Up) Standard in Survey Research”. Melalui topik tersebut, Ridwan ingin memperkenalkan sebuah metode baru yang saat ini belum banyak dikenal di Indonesia. “Sehingga, perlu untuk didiskusikan supaya ke depannya teman-teman yang menulis artikel bisa meningkatkan kualitas artikelnya dan meningkatkan acceptance rate di jurnal-jurnal internasional yang terkemuka”, jelas Ridwan.

 

Photo by Kaleidico on Unsplash

Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu: Psikometrika

$
0
0

Kelompok Bidang Keahlian Fakultas Psikologi UGM dan Program Studi Doktor Ilmu Psikologi mengadakan rangkaian acara “Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu”. Rangkaian acara tersebut berakhir pada Jumat (7/4) dengan bidang peminatan Psikometrika sebagai penutup setelah sebelumnya dimulai sejak tanggal 29 Maret 2022. Sesi ini menghadirkan Haryanta, M.A., Wahyu Widhiarso, M.A., dan Bambang Sumintono, Ph.D sebagai pembicara.

Pada sesi pertama, Wahyu membahas topik “Mengenal Competing Model dalam Penelitian”. Wahyu menjelaskan bahwa model adalalah aproksimasi terhadap suatu hal yang tidak bisa diobservasi secara langsung. “Jadi, karena tidak muncul secara langsung polanya, tidak secara langsung bisa dipahami polanya, bentuknya masih asing, bentuknya masih laten, maka kita memerlukan suatu model”, jelas Wahyu.

Kemudian Wahyu juga menjelaskan beberapa kata kunci yang bisa digunakan untuk memahami model, yaitu penyederhanaan dari sesuatu yang kompleks, memprioritaskan elemen-elemen yang penting, memuat asumsi-asumsi, memiliki peluang untuk dapat disalahkan, dapat dipakai untuk memprediksi, dan melakukan restriksi terhadap hal yang tidak relevan.

Sesi kedua, hadir dengan topik “Mengenal Many Facets Analysis dalam Pemodelan Rasch”, Bambang menyampaikan terkait pengantar analisis multi rater dilakukan seperti apa. “Bahwa performance assessment selalu tidak terlepas dari eror dan bias”, jelas Bambang. Selain itu, Bambang juga menyampaikan ketika melakukan uji multirater bisa menggunakan pendekatan teori test-klasik, yaitu cohen kappa, fleiss kappa, dan generalizibility theory.

Terakhir, dengan topik “Pengembangan Problem Analysis pada Asesmen Kompetensi”, Haryanta menjelaskan tentang aplikasi ilmu psikometri dalam dunia nyata, khususnya dunia asesmen. “Ada dua hal yang benar-benar harus kita sadari, bahwa belajar, psikometri, psikologi dan implikasinya ke dunia nyata terjadi pergeseran yang luar biasa. Hal itu menurut saya mendesak dan perlu untuk segera diantisipasi serta dihadapi”, ungkap Haryanta.

Hal pertama yang bergeser diungkapkan oleh Haryanta mengenai perubahan trend, dimana semua orang yang belajar psikologi ketika mengambil program sarjana memelajari psikodiagnostika. Akan tetapi, saat ini semakin luas pembahasannya, termasuk menggunakan permainan sebagai proses asesmen. Hal lain yang juga bergeser adalah tes kompetensi yang lebih difokuskan ketimbang tes potensi dan berbagai macam perubahan-perubahan pada hal-hal dasar dalam keilmuan psikologi diungkapkan oleh Haryanta.

 

 

Photo by Antoine Dautry on Unsplash

Intensive Course: Multi and Mixed Method Research

$
0
0

Program Studi Doktor Ilmu Psikologi UGM dan Center for Life-Span Development (CLSD) mengadakan rangkaian acara “Intensive Course: Multi and Mixed Method Research”. Diselenggarakan selama 3 hari pada tanggal 12 April 2022 sampai 14 April 2022, acara ini bertujuan untuk memperkenalkan berbagai aspek metodologi penelitian campuran dan majemuk. Mengundang pembicara-pembicara kompeten, acara ini mengusung konsep penyampaian materi di sesi awal dan praktik pada sesi berikutnya.

Di hari pertama, acara dimulai pada pukul 07.30 WIB dengan pembahasan awal yaitu, “Overview: Multi and Mixed Method Research”. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan “Design and Data Collection in Mixed Method Research (Concept)” yang dibahas oleh Pradytia Putri Pertiwi, Ph.D.

“Nah sebelum saya memulainya dengan materi, justru saya ingin mengundang Bapak, Ibu dan peserta disini untuk berbagi pengalaman atau bercerita tentang apakah sudah pernah menggunakan dua metode dalam penelitian yang dilakukan?”, tanya Pradytia. Ada partisipan yang mengaku sudah pernah melakukan dua metode, wawancara dan kuesioner. Ada juga yang menggunakan kuesioner sebagai pengambilan data utama dan pendalaman data menggunakan data terbuka.

Di hari kedua, topik yang dibahas adalah “Design and Data Collection in Multi Method Research (Concept). Topik tersebut dibahas oleh Prof. Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si., dan dimulai pada pukul 09.30 WIB. Melalui topik tersebut, Avin menjelaskan bahwa mixed methods adalah proses pengumpulan, analisis data, pengintegrasian data serta penggambaran kesimpulan secara kuantitatif dan kualitatif dalam sebuah single study.

“Jadi dari sisi waktu itu serentak. Kualitatif pengumpulan dan analisis data. Kuantitatif juga melakukan pengumpulan dan analisis data”, jelas Avin terkait convergen pararel design. Sementara untuk explanatory sequential design ada hal-hal yang harus diperhatikan terkait penggunaan metode tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah penelitian dan problemnya kuantitatif, mengetahui variabel penting dan akses pada pengukuran, serta memiliki akses pada responden untuk fase 2. Dari pengumpulan data fase 2, peneliti mengembangkan pertanyaan baru.

Terakhir, hadir sebagai pembicara hari ketiga dalam rangkaian acara ini adalah Andrian Liem, M.Psi., Ph.D yang menyampaikan tentang “Concept of Data Analysis in Multi and Mixed Method Research: From Analysis to Synthesis”. Sesi Andrian dimulai pada pukul 12.30 WIB dan dilaksanakan secara daring.

Sebelum menyampaikan materi, Andrian mengajak partisipan untuk berbagi gagasan tentang kemungkinan-kemungkinan yang pernah atau akan dihadapi ketika melakukan penelitian. Gagasan tersebut diungkapkan melalui pengisian link google form yang bersifat anonim.

Photo by Nick Morrison on Unsplash

Kuliah Online CPMH: Gangguan Bipolar

$
0
0

Center for Public Mental Health Fakultas Psikologi UGM mengadakan acara rutin dua pekan sekali, yaitu Kuliah Online atau yang biasa disebut Kulon. Diadakan secara daring pada Kamis (14/4), acara kulon kali ini terbuka untuk umum. Kali ini, topik yang diangkat adalah Gangguan Bipolar. Topik tersebut dibahas oleh dua narasumber yang kompeten, yaitu Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog dan Wirdatul Anisa, M.Psi., Psikolog.

Bipolar merupakan perubahan suasana hati yang berlebihan dan termasuk sebagai gangguan mental. Perubahan suasana hati terjadi dari sangat bahagia atau disebut mania menjadi sangat sedih atau depresi secara tiba-tiba. Kondisi tersebut tidak hanya dalam hitungan jam, tetapi hingga hitungan bulan dan dapat memengaruhi aktivitas sehari-sehari.

Bipolar adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan episode manik, episode hipomanik, dan/atau episode depresi. Individu dengan gangguan bipolar, mungkin mengalami satu atau dua dari kondisi tersebut atau bahkan ketiganya. Berdasarkan data yang ditemukan, terdapat gangguan penyerta lainnya selain gangguan bipolar, yaitu borderline personality disorder.

Selain borderline personality disorder, bunuh diri menjadi risiko tertinggi bagi orang dengan bipolar. Ditemukan bahwa sepertiga sampai setengah dari pasien bipolar pernah mencoba untuk bunuh diri setidaknya sekali dalam hidup mereka dan 15-20% meninggal karena bunuh diri.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang dengan bipolar untuk menjaga diri. Hal-hal tersebut terdiri dari mengetahui gejala dari bipolar, mengetahui apa yang dapat memicu gejala muncul, mengetahui pengobatan/terapi yang tersedia, mengedukasi orang lain tentang gangguan bipolar, menjalin hubungan, bergabung dengan group support, dan tetap terhubung.

Seperti yang sudah pernah dijelaskan pada kulon sebelumnya oleh Wirdatul bahwa secara emosi orang dengan bipolar cenderung lebih sensitif. Oleh karena itu, diperlukan juga langkah-langkah menjaga diri secara emosi. Langkah-langkah yang dimaksud adalah jangan mengambil hal-hal yang lebih dari yang dapat ditangani, luangkan waktu untuk relaksasi setiap hari sesibuk apapun, melakukan sesuatu yang dapat dinikmati setiap hari, pelajari juga teknik relaksasi pernafasan dan pijat, mandi, atau hal-hal lain untuk memanjakan diri.

 

Photo by Hello I’m Nik on Unsplash

Kuliah Online CPMH: Kesehatan Mental Anak dan Remaja

$
0
0

Rabu (27/4) Center for Public Mental Health Fakultas Psikologi UGM mengadakan kuliah online atau bisa juga disebut dengan kulon. Acara yang dimulai pada pukul 13:00 WIB diisi oleh Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog dan Wirdatul Anisa, M.Psi., Psikolog. Topik yang disampaikan kali ini adalah “Kesehatan Mental Anak dan Remaja” secara daring. “Semakin kesini, semakin kita terbukakan oleh banyaknya kasus depresi yang dialami oleh anak SMA ke bawah”, ungkap Nurul.

Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan UNICEF, bahwa remaja di Indonesia sudah tidak memiliki minat beraktivitas dan depresi. Menurut Nurul, Gejala depresi jika tidak segera ditangani akan benar-benar menjadi gangguan mental. Temuan lagi juga mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 membuat anak berpotensi mengalami depresi 2x lipat berisiko. “Mengapa anak? Karena anak belum cukup memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan baik”, jelas Nurul.

Anak dan remaja yang mengalami tekanan psikologis disebabkan oleh beberapa hal, seperti tidak ada hubungan emosional yang dekat dengan keluarga, menjadi korban konflik rumah tangga, mengalami perpisahan maupun kehilangan, mengalami kekerasan, perundungan, dan lain sebagainya. Apabila tekanan psikologis yang dialami oleh anak dan remaja tidak segera ditangani, tidak menutup kemungkinan akan mengalami gangguan mental. Beberapa gangguan mental yang umum terjadi pada anak dan remaja, antara lain ADHD, autis, gangguan perilaku, gangguan belajar spesifik, gangguan makan, PTSD, gangguan kecemasan, gangguan suasana hati, kecanduan, dan psikosis.

“Hal yang terlewat oleh orang-orang dewasa di sekitar anak dan remaja adalah bagaimana mereka (orang-orang dewasa) mendampingi anak dan remaja untuk belajar dari masalahnya”, ungkap Wirdatul. Terkadang orang-orang dewasa hanya sekedar membiarkan agar anak dan remaja tersebut tumbuh dan berkembang dari masalah yang dihadapi, namun orang-orang dewasa lupa bahwa anak dan remaja masih perlu pendampingan dalam menghadapi masalahnya.

Masalah kesehatan dan gangguan menta dapat ditangani, dengan cara mendekati dan berbicara tentap apa yang mereka rasakan serta pikirkan tanpa penghakiman. “Ketika terjadi perubahan perilaku-perilaku yang signifikan pada anak dan remaja, maka orang dewasa di sekitarnya perlu untuk menanyakan karena perilaku yang ditampilkan adalah cara anak dan remaja berkomunikasi dengan orang di sekitarnya”, jelas Wirdatul.

 

Photo by Caleb Woods on Unsplash

Virtual Open House 2022: Mengenal Lebih Dekat Mapro dan Mapsi

$
0
0

Program Magister Fakultas Psikologi UGM pada Rabu (11/5) mengadakan acara “Bincang Asyik Virtual Open House 2022: Mengenal Lebih Dekat Mapro dan Mapsi”. Acara tersebut diawali oleh sambutan dari Dekan Fakultas Psikologi UGM, yaitu Rahmat Hidayat, M.Sc., Ph.D.  “Dengan open house virtual ini kita bisa membuka partisipasi yang seluas-luasnya”, ujar Rahmat.

Selanjutnya, Rahmat sempat menjelaskan sedikit sejarah dari Fakultas Psikologi UGM yang menjadi salah satu fakultas yang tertua di Indonesia. Dirintis oleh pendirinya yang dimulai pada tahun 1957 yaitu pemerintah pusat kementerian pendidikan tinggi. Salah satu hal yang dilakukan ketika mendirikan Fakultas Psikologi UGM adalah dengan cara mendatangkan dosen yang terkualifikasi, yaitu Doktor Eksperimental Psikologi dari Oxford University yang ditugasi untuk merintis berdirinya seksi penyelidikan psikologi yang kemudian berubah menjadi Fakultas Psikologi UGM pada tanggal 8 Januari 1965.

Kemudian, untuk Program Magister Psikologi berdiri pada tanggal 1 September 1980. Sementara pada tahun 1995, Psikologi UGM menyelenggarakan Pendidikan Profesi Psikolog. “Kepada rekan-rekan yang mendaftar dan lolos seleksi bersyukur, selamat sudah diterima. Sementara yang belum mendapat kesempatan untuk diterima pada tahun akademik saat ini, saya sampaikan tetap semangat karena jalan ilmu bisa ditempuh dari pintu manapun”, ucap Rahmat.

Acara kali ini dibagi menjadi 3 sesi dengan sesi pertama diisi mengenai perbedaan Program Magister Profesi Psikologi dengan Program Magister Psikologi, peminatan apa saja yang ada, informasi tentang pendaftaran, dan data peminat calon mahasiswa yang dibersamai oleh masing-masing Ketua Program Studi. Lalu pada sesi kedua dibersamai oleh Koordinator Bidang dengan membahas proses perkuliahan termasuk perbedaan satu peminatan dengan peminatan lainnya dan gambaran mata kuliah pada masing-masing peminatan.

Terakhir, pada sesi ketiga dibersamai oleh alumni dan mahasiswa aktif yang menyampaikan kesan selama kuliah, peluang pekerjaan, dan kemampuan yang dibutuhkan. Berbeda dengan sesi sebelumnya, pada sesi tiga para peserta yang mengikuti acara dapat memilih untuk bergabung pada ruang breakout zoom yang telah dibuat berdasarkan program studi. Hal tersebut dilakukan agar para peserta memiliki gambaran dan informasi yang lengkap mengenai program studi yang akan diikuti.

 

Photo by Zulian Firmansyah on Unsplash

Kuliah Online CPMH: Pertolongan Pertama Psikologis di Sekolah

$
0
0

Jumat (20/5) Fakultas Psikologi UGM dengan Center for Public Mental Health (CPMH) mengadakan kuliah online yang mengangkat topik “PFA di Setting Sekolah dan Alur Rujukannya”. Berbeda dengan kuliah online yang telah diselenggarakan sebelumnya, topik kuliah online kali ini hanya disampaikan oleh Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog. “Ini adalah tema (PFA) kesekian kalinya yang coba kita bagikan. Nah kali ini kita akan spesifik pada pembahasan di setting sekolah”, ujar Nurul di awal acara.

Psychological First Aid (PFA) atau bisa disebut sebagai Pertolongan Pertama Psikologis (PPP) adalah bantuan secara psikologis yang paling dasar. Biasanya bantuan tersebut diberikan kepada individu-individu yang sedang mengalami kejadian traumatik. “Pertolongan pertama psikologis amat sangat penting untuk kita terapkan, untuk bisa diterapkan, mari kita belajar bersama, memahaminya lebih jauh dan lebih mendetail sehingga kita bisa menerapkan dengan tepat”, jelas Nurul.

Lalu apa hubungannya PFA dengan sekolah? Hal tersebut dijawab dengan penjelasan Nurul yang menyampaikan bahwa sebagian besar yang mengalami gangguan mood adalah anak-anak usia sekolah. “Tidak harus menunggu sampai memburuk, karena selama bisa kita cegah sedini mungkin, kenapa tidak?”.

Ketika sekolah berhasil melakukan PFA, maka pihak sekolah dapat membentuk resiliensi dan menambah faktor protektif para siswa. Secara performa, baik akademik maupun sosial siswa pun akan meningkat. Oleh karena itu, dibutukan lingkungan sekolah yang aman, menyenangkan, saling mendukung, serta memberikan kesadaran diri tentang pentingnya kesehatan mental.

“Selalu kami tegaskan di tiap materi PFA yang dibagikan, bahwa PFA bisa dilakukan oleh siapa saja. Lintas usia, lintas pekerjaan, lintas keterampilan, lintas struktural, siapapun”, tegas Nurul. Jadi, mulai dari tukang kebun sampai ibu kantin sekolah dapat melakukan PFA sesederhana memberikan senyuman tulus hangat sebagai sebuah keterkaitan dengan PFA.

“Dengan atau tanpa training pada bidang kesehatan mental, guru, kepala sekolah, pegawai TU dapat melakukan pertolongan pertama psikologis ini”. Akan tetapi, ada hal-hal penting yang perlu diketahui dalam praktik PPP di sekolah. Hal-hal tersebut meliputi, praktis dan tidak memaksa, dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan siswa, membantu siswa untuk mendapatkan kebutuhan dasar, mendengarkan tanpa mengharuskan siswa bercerita, dan membantu siswa terhubungkan dengan bantuan yang dibutuhkan.

 

Picture from: https://www.freepik.com/premium-photo/medical-equipments-with-first-aid-kit-blue-background_2773662.htm

Fakultas Psikologi UGM Terima Kunjungan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

$
0
0

Jumat, (1/7), Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan dari Program Studi Sarjana Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Kunjungan diterima oleh Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D. bertempat di Ruang Kamen Gedung A Lantai 2 Fakultas Psikologi UGM. Kegiatan berlangsung pada pukul 15.30 WIB hingga pukul 17.00 WIB dan diikuti oleh 9 peserta dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Kunjungan diawali dengan penerimaan dan pembukaan oleh Dekan Fakultas Psikologi UGM. Beliau menyampaikan selamat datang dan ucapan terimakasih beserta pengenalan Ketua Program Studi di lingkungan Fakultas yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan oleh Koordinator Program Studi Sarjana Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Dr. Ni Made Swasti Wulanyani, S.Psi. M.Erg, psikolog. Beliau menyampaikan tujuan dari kegiatan ini yaitu penyelenggaraan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan pengembangan Program Studi Sarjana Psikologi Universitas Udayana.

“Tujuan kami kesini pertama pasti ingin belajar banyak hal, kami memiliki rencana, mimpi kami itu ingin membentuk Prodi S2 di Udayana, nah kami ingin belajar seperti apa kira-kira dengan kondisi seperti sekarang,” terangnya.

Penerimaan kunjungan dilanjutkan dan ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan dari kedua belah pihak.

Seluruh peserta kemudian dipersilakan untuk melanjutkan diskusi ke ruang Pimpinan maupun Pengelola sesuai masing-masing bidang meliputi, Pengelolaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka bersama Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Galang Lufityanto, S.Psi., M.Psi., Ph.D. Pengelolaan Program Studi Magister Psikologi bersama Kaprodi Magister Psikologi, Dr. Arum Febriani, M.A. Pengelolaan Pogram Magister Psikologi Profesi bersama Kaprodi Magister Psikologi Profesi, Dr. Yuli Fajar Susetyo, S.Psi., M.Si. Performa civitas akademika Psikologi Universitas Udayana yang studi lanjut di Fakultas Psikologi UGM bersama Kaprodi S3, Edilburga Wulan Saptandari, S.Psi., M.Psi., Ph.D. Pengelolaan layanan psikologi bersama, Novita Dewi Anjarsari, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

 

Penulis: Erna

Foto: Erna

Pelepasan Wisudawan/Wisudawati dan Pengambilan Sumpah Psikolog Periode III T.A 2021/2022

$
0
0

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan kegiatan Pelepasan Wisudawan/Wisudawati dan Pengambilan Sumpah Psikolog Periode III Tahun Akademik 2021/2022 untuk kedua kalinya secara daring dan lurin terbatas (20/4). Secara daring acara pelepasan dan pengambilan sumpah disiarkan melalui Youtube Kanal Pengetahuan Psikologi UGM dan Zoom, sementara untuk pelaksanaan luring terbatas dilkasanakan di Ruang Auditorium G-100 Fakultas Psikologi UGM.

Acara berikutnya adalah proses pelepasan wisudawan/wisudawati. Sebanyak 9 mahasiswa Magister Psikologi secara luring terbatas dan 2 mahasiswa secara daring dengan Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi diraih oleh Gema Juwita dengan IPK 3.81. Kemudian dilanjutkan dengan penyebutan wisudawan/wisudawati yang diikuti oleh 33 mahasiswa Magister Psikologi Profesi secara luring terbatas dan 1 mahasiswa secara daring dengan Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi diraih oleh Moniqu’e Daniaputri Katiya Sebayang dengan IPK 3.89.

Selanjutnya acara dilanjutkan dengan Pengambilan Sumpah yang disaksikan oleh rohaniwan dengan dipandu oleh Dr. Maria Gorretti Adiyanti, M.Si sebagai Ketua III HIMPSI. Dilanjutkan dengan Proses Berita Acara Pengambilan Sumpah secara simbolis diwakilkan oleh Luthfiasari Sekar Fatimah sebagai perwakilan wisudawan/wisudawati dengan Dr. Maria Gorretti dan disaksikan oleh Rahmat Hidayat sebagai Dekan Fakultas Psikologi UGM

Kemudian, acara dilanjutkan dengan pemberian penghargaan dari Fakultas Psikologi UGM secara luring terbatas disampaikan oleh Wakil Dekan bagian Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama Dr. Wenty Marina Minza, M.A. kepada Afira Chairunnisa sebagai lulusan dari Program Magister Psikologi Profesi dengan naskah publikasi tesis terbaik. Alfira mengambil judul tesis “Validasi Eksternal Panduan Interpretasi Tes Draw A Person Bagian Fitur Kontak pada Individu dengan Gangguan Kecemasan.” dengan Rahmat Hidayat, S.Psi, M.Sc, Ph.D sebagai pembimbing.

Kemudian, penghargaan untuk naskah publikasi terbaik dari Program Magister Psikologi diraih oleh Sumayku Amanda Nisia Wulan dengan judul Perbandingan Sosial sebagai Mediator Hubungan antara Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram dan Citra Tubuh pada Perempuan Emerging Adulthood dengan pembimbing Dr. Ira Paramastri, M.Si, Psikolog disampaikan secara daring.

Acara pelepasan wisudawan/wisudawati diisi dengan sambutan dari beberapa pihak, seperti sambutan dari perwakilan wisudawan/wisudawati yang disampaikan oleh Moniqu’e Daniaputri Katiya Sebayang yang mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada seluruh pihak baik internal maupun eksternal sehingga tahap ini dapat tercapai. Sambutan juga diberikan oleh Dr. Maria Goretti Adiyanti M.Si sebagai perwakilan HIMPSI yang sekaligus menjadi pemandu Pengambilan Sumpah Psikolog pada periode ini. “Perubahan lingkungan yang cepat serta banyaknya kasus yang menjadikan semakin tingginya kebutuhan terhadap ahli perilaku yang berkompeten dan beretika baik dari sisi kuratif serta preventif dengan mempromosikan pencegahan dan menumbuhkan kesehatan mental masyarakat, kesejahteraan dan ketangguhan. Tidak hanya hadir untuk mengobati tapi kita harus menanamkan mental baru untuk selalu memiliki daya juang dan kemandirian yang ditumbuhkan sejak dini baik di rumah maupun di sekolah”, pesan Maria pada wisudan/wisudawati.

Sambutan juga diberikan oleh Wakil Dekan Fakultas Psikologi UGM, “Kebahagiaan kalian adalahan kebahagiaan kami. Semoga apa yang telah diperoleh dalam bangku perkuliahan dapat bermanfaat untuk masyarakat setempat. Bahwa prestasi anda meskipun tertoreh pada ipk tetapi prestasi sesungguhnya nanti akan terlihat selepas anda bersama dengan masyarakat dengan mengaplikasikan apa yang telah anda pelajari. Semoga anda bisa menjaga nama baik ugm dan semoga anda benar benar bisa memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat dari semua hal yang telah anda pelajari. Kami meminta bantuan kepada anda untuk data research study, karena keberhasilan anda adalah kabar baik untuk kami semua.”, jelas Galang.

Pelepasan Wisudawan/Wisudawati secara Bauran Periode III T.A 2021/2022 Program Sarjana dan International Undergraduate Program

$
0
0

Fakultas Psikologi Univesitas Gadjah Mada menyelenggarakan Pelepasan Wisudawan/Wisudawati Periode III Tahun Ajaran 2021/2022 pada Rabu (25/05). Diikuti oleh 62 mahasiswa Program Sarjana dan 4 mahasiswa International Undergraduate Program, acara wisuda periode ini diselenggarakan secara bauran, daring maupun luring dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Pada periode wisuda kali ini, tampil Belinda dari Program Sarjana sebagai wisudawati dengan Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi 3.99 sekaligus meraih predikat cumlaude. Sementara untuk masa studi tercepat diraih oleh Lintang Pambayun Hindriasari, yaitu 3 tahun 5 bulan 22 hari. Kemudian, untuk International Undergraduate Program, Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi diraih oleh Ratri Yanfa Salsabila dengan 3.9 sekaligus meraih predikat cumlaude. Lalu, masa studi tercepat dari International Undergraduate Program diraih oleh Nabila Hilna, yaitu 3 tahun 6 bulan 1 hari.

Tampil sebagai perwakilan wisudawan/wisudawati pada periode ini adalah Lovena Nadira Setiawan yang menyampaikan kesan yang teringat ketika menjadi mahasiswa baru. “Rasa bahagia, haru, serta bangga bercampur dengan rasa cemas karena pada saat itu kita disambut untuk membuka lembaran baru dunia perkuliahan”, kenang Lovena. Selain itu, Lovena juga mengucapkan rasa syukur dan berterimakasih yang mendalam kepada orang tua, sanak keluarga, dan keluarga besar Fakultas Psikologi UGM yang mengiringi langkah selama berkuliah.

Pada periode wisuda kali ini, Fakultas Psikologi memberikan penghargaan kepada mahasiswa yang berprestasi dalam aktivitas akademik maupun aktivitas kemahasiswaan. Pada prestasi bidang akademik, terdapat 52 orang wisudawan/wisudawati yang meraih predikat cumlaude. Sementara, terdapat 22 mahasiswa yang berprestasi dalam aktivitas kemahasiswaan, yaitu Rico Arika Rifendy, Erwin Dian Saputra, Nadine Salsabila Sjuhada, David Andrean Santosa, Imam Zhafir Alam, Dandi Dwi Prasetyo, Almira Rahma Safira, Belinda, Ratri Arista, Ratri Yanfa Salsabila, Afina Hanifansha Putri, Antonius Aji Prakoso, Lovena Nadira Setiawan, Muhammad Faiq Al-Bassam, Nuhida Kinansa Husainy, Sinta Kartika Widyowati, Zafira Amani, Aliffa Milanisty, Bonefasius Ananda Jehandut, Hastinia Apriasari, Maria Hertanti Tri Melani, dan Sekarayu Tunggadewi Anugraputri.

Selain sesi pemberian penghargaan, periode wisuda kali ini diisi oleh sambutan-sambutan dari berbagai pihak. Pertama, sambutan diberikan oleh perwakilan orang tua dari Jinggan Anggun Permani, Kasno Riyanto. “Perguruan tinggi memiliki peran yang sangat penting dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa. Alhamdulillah, Fakultas Psikologi UGM mampu membuktikan eksistensinya dengan menciptakan suasana akademik yang tetap kondusif”, ucap Kasno.

Kemudian, pemberian sambutan dilanjutkan oleh Ketua Keluarga Alumni Psikologi Gadja Mada (KAPSIGAMA), Prabaswara Dewi, S.Psi., Psikolog. “Hari ini merupakan tonggak sejarah bagi adik-adik untuk naik ke tingkat selanjutnya”, ucap Prabaswara. Selanjutnya, Prabaswara juga mengingatkan bahwa apapun nanti profesi wisudawan/wisudawati, harapannya tetap membantu dan mendukung di bidang kesehatan mental. Terakhir, sambutan juga diberikan oleh Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., MSc., Ph.D. “Hari ini kita tidak hanya melepaskan begitu saja, tetapi dilepaskan dengan gelar sarjana psikologi. Dengan begitu, semoga dapat membuka jaringan yang lebih luas serta jalan rejeki dan jalan keberhasilan”, ujar Rahmat. Sebagai penutup, acara pelepasan wisuda periode ini ditutup dengan pembacaan doa oleh Prasetyo Wibowo.

Pelepasan Wisudawan/wisudawati Program Pascasarjana Periode IV T.A 2021/ 2022

$
0
0

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Pelepasan Wisudawan/ wisudawati Periode IV Tahun Akademik 2021/2022 Program Pascasarjana pada Rabu (20/7). Kegiatan ini diikuti 22 wisudawan dan wisudawati dari 2 Program Studi, 16 mahasiswa Program Studi Magister Psikologi Profesi dan 6 mahasiswa Program Studi Magister Psikologi. 

Pengambilan sumpah Psikolog disaksikan oleh rohaniawan dan dipandu oleh Ketua Himpunan Psikologi Indonesia Wilayah DIY, Haryanta, S.Psi., M.A, Psikolog. Dilanjutkan dengan proses penandatanganan berita acara pengambilan sumpah secara simbolis yang diwakili oleh Sekar Mahaning Rarasati dan Haryanta, S.Psi., M.A., Psikolog., disaksikan Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., sebagai dekan Fakultas Psikologi UGM. 

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada Program Studi Magister Psikologi diraih oleh Aulia Syifa-ur Rodhiya dan  Muhammad Ikbal Wahyu Sukron dengan IPK 3.75. Sedangkan untuk masa studi tercepat diraih oleh Yustinus Eko Yuniarto, yaitu 1 tahun 7 bulan 11 hari. 

IPK tertinggi dari Program Studi Magister Psikologi Profesi diraih oleh Putu Ayu Diansukma Ramadhani dengan IPK 3.99. Sementara masa studi tercepat diraih oleh Ine Laynazka  yaitu 2 tahun 7 bulan 11 hari. Pada pelepasan periode ke IV ini, Putu juga menjadi wakil wisudawan/wisudawati memberikan sambutan. Putu mengajak seluruh wisudawan/wisudawati untuk terus belajar, bekerja dengan integritas dan healing. “Selain terus belajar, hal yang tidak kalah penting untuk kita lakukan adalah healing, healing untuk diri sendiri karena healing itu juga penting untuk pembelajaran pribadi agar kita bisa menjadi manusia yang lebih yang teman-teman harapkan”, ungkapnya.

Pada kegiatan ini, Fakultas Psikologi UGM juga memberikan penghargaan naskah publikasi tesis terbaik. Dari Program Studi Magister Psikologi Profesi yaitu Atikah Dian Rahmawati dengan judul “Validasi Eksternal Panduan Interpretasi Tes Draw-A-Person Bagian Fitur Sosial pada Setting Klinis” bersama Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., sebagai pembimbing. Pada Program Studi Magister Psikologi naskah publikasi tesis terbaik diperoleh Muhammad Ikbal Wahyu Sukron dengan judul “Peran Kecenderungan Adiksi Internet terhadap Cyberbullying yang Dimediasi oleh Moral Disengagement pada Remaja Awal“ bersama dengan pembimbing Dr. Arum Febriani, M.A.

Selanjutnya, sambutan pada pelepasan wisuda ini juga disampaikan oleh perwakilan orang tua yaitu Ir. Muhammad Rodhi orang tua dari Aulia Syifa-ur Rodhiya. Melalui sambutannya Muhammad Rodhi juga berpesan pada wisudawan dan wisudawati untuk mempersiapkan diri. “Sebagai orang tua hanya dapat berpesan bahwa anak-anak semua akan menghadiri sebuah masa yang barangkali berbeda dengan masa kami, maka anak-anak sekalian perlu mempersiapkan diri membuka cakrawala untuk berpikir, melihat, mendengar dan terutama membaca”, pesan Muhammad Rodhi. 

Sambutan selanjutnya oleh Ketua Himpunan Psikologi Indonesia Wilayah DIY Haryanta, S.Psi., M.A, Psikolog. Beliau mengingatkan bahwa sesama sejawat harus bisa menghargai satu sama lain. ”Sebaik-baiknya kompetisi lebih baik berkolaborasi, mari kita bergandengan, berkolaborasi membangun sinergi demi masyarakat Indonesia yang sejahtera”, jelas Haryanta.

Rahmat Hidayat, S.Psi. M.Sc., Ph.D., dekan Fakultas Psikolog UGM juga menyampaikan sambutannya, “apa yang kalian raih hari ini bukan sesuatu yang sederhana bahwa kalian mampu tetap memusatkan diri mengatasi segala kesulitan dan meraih posisi, berhasil mengikuti wisuda kali ini, ini menunjukkan dan membuktikan potensi tinggi yang kalian miliki”. 

Kegiatan berakhir setelah pembacaan doa oleh Fitri Alfariz, S.Fil., M.Phil., dan foto bersama di halaman Gedung D Fakultas Psikologi UGM.

 

Penulis: Erna

Fakultas Psikologi UGM Terima Visitasi Lembaga Akreditasi Internasional Secara Daring

$
0
0

Lembaga akreditasi internasional yang berbasis di Jerman, Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA) melakukan visitasi ke Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM). Visitasi dilakukan secara daring melalui Zoom dan berlangsung selama 4 hari pada 18-21 Juli 2022. Visitasi internasional oleh FIBAA baru pertama kali dilakukan di UGM. 

Fakultas Psikologi melalui Program Studi Sarjana Psikologi menjadi salah satu dari 4 prodi di UGM yang menerima visitasi akreditasi daring. Visitasi difasilitasi oleh Kantor Jaminan Mutu (KJM) UGM pada Prodi Sarjana Psikologi (Fakultas Psikologi UGM), Departemen Ilmu Politik dan Pemerintahan (Fisipol UGM), Prodi Sarjana Hukum dan Magister Ilmu Hukum (Fakultas Hukum UGM). 

Ketua tim akreditasi Haidar Buldan Thontowi, S.Psi., M.A., Ph.D., menerangkan bahwa kegiatan akreditasi ini sejalan dengan visi dan misi Fakultas Psikologi UGM. 

“Kalau secara visi misi fakultas kan memang ada strategi untuk memiliki reputasi internasional ya, jadi sebenarnya lebih ke meningkatkan kualitas pendidikan fakultas agar bisa memenuhi kriteria atau standar internasional tentunya agar memberikan pelayanan yang terbaik bagi mahasiswa atau stakeholders yang berkepentingan di fakultas,” terangnya.

FIBAA merupakan lembaga penjaminan mutu dan pengembangan mutu internasional  yang terdaftar di European Quality Assurance Register (EQAR). FIBAA memberikan akreditasi pada institusi maupun program studi pendidikan tinggi di seluruh dunia bagi Program Sarjana, Magister dan Ph.D. 

Persiapan telah dilaksanakan oleh Fakultas Psikologi UGM sejak tahun 2021. Persiapan akreditasi tersebut meliputi berbagai koordinasi, sosialisasi, workshop, dan penyusunan Self Assessment Report (SER) yang kemudian diserahkan ke FIBAA melalui KJM. Fakultas Psikologi UGM juga menyiapkan media informasi berupa video untuk memberikan gambaran kepada FIBAA mengenai kondisi di fakultas, hal ini berkaitan dengan pelaksanaan visitasi secara daring. 

Rangkaian kegiatan visitasi daring dilakukan melalui pertemuan antara asesor dan pengelola maupun stakeholder prodi dengan agenda berbeda setiap harinya. Melalui pertemuan ini asesor FIBAA menggali profil dari prodi sesuai dengan dokumen SER yang telah diserahkan meliputi 5 kriteria yaitu, tujuan program, proses seleksi mahasiswa, kurikulum, lingkungan akademik, dan jaminan mutu. 

Haidar Buldan menyampaikan, panjangnya akreditasi yang telah dilalui dan proses akreditasi selanjutnya yang masih berjalan, beliau berterima kasih kepada semua pihak  yang terlibat didalamnya. 

“Terima kasih ke semua pihak yang membantu, pimpinan, pimpinan periode sebelumnya, juga alumni dan mahasiswa, tenaga kependidikan, semua dosen yang bersedia menjadi interviewee dan asisten yang sudah sangat membantu, pihak-pihak lain yang sudah membantu, yang sudah mendoakan, semoga bisa lancar proses akreditasinya,” ungkapnya. 

 

Penulis: Erna

Fakultas Psikologi UGM Gelar Seminar Penerjunan Magang MBKM

$
0
0

 

Fakultas Psikologi UGM melalui Career Center Fakultas Psikologi UGM menggelar seminar Pembekalan Penerjunan Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bagi Mahasiswa Prodi Sarjana Psikologi secara bauran, Selasa (26/7). Tujuan kegiatan ini untuk memberikan bekal pengetahuan dan kemampuan psikologi bagi mahasiswa yang dapat diterapkan selama program magang MBKM. Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., membuka kegiatan ini.

Magang MBKM adalah bagian dari Program Kampus Merdeka oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui pembelajaran langsung di tempat kerja mitra magang. 

Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., membuka kegiatan dengan ungkapan bahagia melihat mahasiswa yang telah menyiapkan diri mengikuti penerjunan MBKM pertama ini. Rahmat menyampaikan, di masyarakat terdapat berbagai masalah yang mahasiswa dapat kenali, pikirkan, analisis dan apabila memungkinkan mahasiswa dapat menawarkan solusi sebagai pendekatan yang bisa dilakukan. Rahmat juga berpesan agar mahasiswa  menjadikan program ini sebagai kesempatan untuk terjun dalam dunia nyata, juga sebagai pengalaman belajar. 

“Lebih dari apa yang dimintakan untuk melakukan program MBKM lihat dan pikirkan program ini sebagai kesempatan bagi kalian untuk terjun ke dunia nyata untuk mendalami memahami masalah-masalah yang ada, dari sana nanti kalian akan mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda,” terang Rahmat dalam sambutannya. 

Zahra Frida Intani, S.Psi., M.Psi., Psikolog., dalam sambutannya mewakili kepala Career Center Fakultas Psikologi UGM, Lu’luatul Chizanah, S.Psi., M.A., menyampaikan terima kasih dan apresiasi bagi mahasiswa yang telah mempersiapkan diri dalam pencarian magang yang tidak mudah termasuk dalam pencarian tempat magang dan hal administratif. Zahra juga menyampaikan agar mahasiswa dapat memanfaatkan kegiatan ini secara maksimal. 

“Jadi nanti maksimalkan sebaik-baiknya acara ini, dipahami dan kalau misalnya nanti butuh ada yang ditanyakan, dibingungkan, atau mau langsung latihan, aktiflah, manfaatkan sebaik-baiknya,” pesan Zahra. 

Seminar dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh dua narasumber. Sesi pertama oleh Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog., mengangkat topik mengenai Mental Health Literacy. Nurul menjelaskan bagaimana seseorang dapat mengenali keadaan kesehatan mentalnya, bagaimana seseorang dapat mengalami gangguan jiwa, dan apa saja bantuan yang seharusnya diberikan kepada individu.

Sesi selanjutnya yaitu mengenai Psychological First Aid yang disampaikan oleh Wirdatul Annisa, M.Psi., Psikolog. Wirda menjelaskan mengenai krisis, faktor-faktor yang membuat individu merespon situasi krisis, waktu yang tepat disediakannya Psychological First Aid dan tujuan dari Psychological First Aid.

 

Penulis: Erna

Foto: Erna


Fakultas Psikologi UGM Terima Kunjungan Fakultas Ilmu Sosial dan Bisnis Universitas Mandala Waluya

$
0
0

 

Jumat (29/7), Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan Universitas Mandala Waluya (UMW), Kendari. Kunjungan diterima Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia, Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog., di ruang A-203 Fakultas Psikologi UGM. Kegiatan berlangsung pukul 12.30 WIB hingga 15.00 WIB dan diikuti 5 orang peserta dari Fakultas Ilmu Sosial dan Bisnis, UMW. 

Kegiatan diawali sambutan oleh Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog., yang menyampaikan selamat datang dan rasa syukur dengan adanya kunjungan yang dapat menjembatani tukar ilmu ini. 

“Tentu kami bersyukur kita bisa saling bersilaturahmi, kemudian semoga kita akan saling bisa berbagi, jadi berbagi artinya dari kami akan membagikan sesuatu, kemudian dari Ibu dan Bapak dari Fakultas Ilmu Sosial dan Bisnis,” terangnya. 

Dr. Sumaryono juga memperkenalkan pimpinan maupun pengelola yang hadir yaitu: Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D., Psikolog.; Koordinator Pembelajaran dan Kemahasiswaan Prodi Sarjana Psikologi, Wahyu Jati Anggoro, S.Psi., M.A.; Kepala Laboratorium Psikodiagnostika, Dra. Sri Kusrohmaniah, M.Si., Ph.D., Psikolog.; Ketua Jaminan Mutu,  Dr. rer. pol. Bhina Patria, S.Psi., M.A.; Ketua Tim Akreditasi Internasional, Haidar Buldan Thontowi, S.Psi., M.A., Ph.D.; dan Tim Career Center Fakultas Psikologi UGM.  

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Bisnis UMW, Yuli Fetty, S.Kep., Ns., MN., menyampaikan tujuan dari kunjungan ini yaitu untuk pengembangan fakultas khususnya mewujudkan sistem tata kelola Program Studi Psikologi yang lebih baik. 

“Saya mengucapkan terima kasih kepada dekan, wakil dekan dan jajarannya yang sudah memberikan kesempatan dan waktunya untuk menerima kami untuk datang mencari pengalaman dan belajar guna pengembangan Prodi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Bisnis,” ungkapnya. 

Yuli Fetty, S.Kep., Ns., MN., juga menjelaskan tantangan dalam pengembangan Prodi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Bisnis UMW yang masih baru yaitu, membutuhkan pemikiran, masukan dan kerjasama.

Penyerahan cenderamata dari kedua belah pihak dan pengambilan foto bersama menjadi penutup pada kunjungan ini. Seluruh peserta dipersilakan untuk melanjutkan kegiatan diskusi sesuai dengan masing-masing bidang mengenai laboratorium, penyelenggaraan pendidikan, pengembangan potensi mahasiswa, penjaminan mutu, dan akreditasi. 

 

Penulis: Erna

Foto: Erna

Gangguan Jiwa Umum: Gangguan Mood

$
0
0

Fakultas Psikologi UGM bekerjasama dengan Center for Public Mental Health (CPMH) mengadakan Kuliah Online dengan topik “Gangguan Jiwa Umum: Gangguan Mood” pada Jumat (27/5). Topik tersebut disampaikan oleh Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog dan Wirdatul Anisa, M.Psi., Psikolog. “Khusus di hari ini kita akan membahas tentang gangguan suasana hati atau mood disorder”, ucap Nurul di awal acara.

Diawali dengan gambaran secara umum, Nurul menjelaskan bahwa gangguan mental umum adalah gangguan yang memiliki prevalensi tinggi di dalam populasi. “Secara umum kita sudah memahami, bahwa ketika berbicara gangguan mental adalah gangguan yang berlangsung secara bulanan hingga tahunan. Turun kemudian nanti suatu saat ada tekanan yang tidak tertahankan bisa jadi relapse”, jelas Nurul

Akan tetapi, Nurul juga menyampaikan bahwa relapse jangan dijadikan sebagai sebuah momok. Hal itu dikarenakan gangguan psikis pada dasarnya sama seperti gangguan fisik. “Ketika memang gangguan atau tekanan dari luar semakin berat, maka akan terpengaruh. Hal itu juga terjadi pada gangguan fisik”, terang Nurul.

Dengan demikian, gangguan psikis yang dialami seseorang bisa terjadi dalam kurun waktu bulanan bahkan tahunan. Kemudian kondisi tersebut dapat membaik dan berfungsi normal seperti individu pada umumnya. Sampai pada akhirnya, tekanan semakin berat yang pada akhirnya mengalami relapse. “Hal itu harusnya kita pandang sebagai suatu keniscayaan dalam hidup ini”, ungkap Nurul.

Menurut Nurul, ketika individu terdiagnosis suatu gangguan mental umum yang pada dasarnya memiliki prevalensi tinggi merasa bahwa apa yang terjadi bukan hanya dirinya yang mengalami. Ada perasaaan tidak sendiri yang muncul. “Jadi perasaan senasib dan sepenanggungan ternyata juga membantu, sehingga kata “umum” memberikan dampak positif. Menjadi penyemangat untuk lebih baik lagi dan pulih”, ucap Nurul.

Selain membahas mengenai gambaran umum tentang gangguan jiwa umum, acara ini juga menjelaskan tentang gangguan suasana hati berdasarkan etiologi. “Selanjutnya yang akan kita bahas adalah asal muasal. Berkaitan dengan kira-kira apa yang menyebabkan seseorang bisa mengalami gangguan jiwa umum”, jelas Wirdatul. Beberapa penyebabnya antara lain faktor genetik, gangguan zat kimia di otak yang terjadi, terjadi gangguan yang berkaitan dengan hormone stres utama (kortisol), faktor sosial, maupun faktor kepribadian.

 

Photo by Hello I’m Nik on Unsplash

Kuliah Online CPMH: A sampai Z Kesehatan Mental

$
0
0

Jumat (17/6) Center for Public Mental Health (CPMH) bekerjasama dengan Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan Kuliah Online (KulOn) dengan topik “A sampai Z Kesehatan Mental”. Narasumber dari acara tersebut adalah Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog dan Wirdatul Anisa, M.Psi., Psikolog.

Acara kuliah online yang dihadiri oleh berbagai kalangan, seperti pelajar, mahasiswam psikolog, psikiatri, guru, bahkan ibu rumah tangga diselenggarakan pada pukul 13.00 WIB. Acara kali ini juga disiarkan secara langsung melalui Kanal YouTube CPMH UGM, selain dapat diakses melalui applikasi meeting online. “Berbeda dari konsep acara KulOn sebelum-sebelumnya, hari ini kita mau QnA aja. Jadi, bentuknya talkshow”, ujar Nurul di awal acara.

Jika sebelum-sebelumnya KulOn mempersiapkan tayangan berisi materi, untuk saat ini konsep yang diusung adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masuk. Pertanyaan-pertanyaan yang masuk akan dipilih dan dijawab satu per satu oleh narasumber. Pertanyaan-pertanyaan yang masuk dihimpun melalui tautan pendaftaran maupun fitur QnA yang tersedia pada aplikasi Instagram.

Diawali dengan pertanyaan paling dasar yang masuk, yaitu mengapa harus memahami kesehatan mental dan apa bedanya kesehatan mental dengan kesehatan jiwa. “Sebenarnya sama saja antara kesehatan mental dengan kesehatan jiwa. Hanya lebih ke masalah istilah, tetapi yang dimaksudkan sebenarnya sama”, jelas Wirdatul. Selanjutnya, memahami kesehatan mental menjadi perlu karena kesehatan mental sama dengan kesehatan fisik. Artinya, kesehatan mental adalah suatu hal yang penting karena tidak ada yang namanya kesehatan, tanpa kesehatan mental.

“Jadi, orang dengan gangguan jiwa bukan berarti tidak akan sehat jiwa. Karena sehat atau tidaknya kondisi jiwa seseorang tidak dilihat dari ada atau tidak adanya gangguan jiwa”, terang Wirdatul. Disambung oleh Nurul yang mengatakan bahwa ketika berbicara sehat mental maka sedang berbicara kontinum. “Kadang kala kita ada di area yang hijau (sehat), kadang kala kita di tengah atau agak ke merah (sakit)”.

KulOn kali ini ditutup dengan pertanyaan yang diajukan tentang bagaimana cara menciptakan ekosistem yang sehat untuk mental di lingkungan pendidikan. “Sebetulnya ketika kita bicara ekosistem maka kita berbicara sistem. Artinya, ketika kita berbicara sistem maka kita akan membahas lini-lini penting yang dibutuhkan”, jelas Nurul. Menurut Nurul, salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menciptakan ekosistem yang sehat untuk mental adalah dengan meningkatkan literasi kesehatan mental. Dapat melalui seminar-seminar yang diselenggarakan maupun pamflet yang disebarluaskan.

 

 

Photo by Greg Rosenke on Unsplash

Webinar Remaja Anti Kekerasan: Peran Keluarga dan Sekolah

$
0
0

Kamis (7/7), Center of Life-Span Development (CLSD) bersama dengan Fakultas Psikologi UGM mengadakan acara “Webinar Remaja Anti Kekerasan: Peran Keluarga dan Sekolah”. Acara tersebut dibagi menjadi 2 sesi dengan sub-tema yang berbeda. Pada sesi pertama sub-tema yang dibawakan adalah “Mengenal Perilaku Emosional Remaja” yang disampaikan oleh Dr. Arum Febriani, S.Psi., M.A dan Sutarimah Ampuni, S.Psi., MPsych., Psikolog. Sementara untuk sesi kedua sub-tema disampaikan oleh Drs. Sentot Haryanto, M.Si., Psikolog dan T. Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., Psikolog dengan sub-tema “Membangun Sikap Anti Kekerasan di Keluarga dan Sekolah”.

Pada awal acara, hadir Rahmat Hidayat, S.Psi., MSc., Ph.D memberikan sambutan, “Webinar siang ini adalah webinar yang penting dengan topik yang juga penting dan relevan tentang remaja dan anti kekerasan”. Remaja dan anti kekerasan merupakan yang perlu untuk dikembangkan agar dapat menyelesaikan kasus-kasus kekerasan di kalangan remaja. “Kekerasan remaja tentu permasalahan yang mengkhawatirkan karena berdampak (dari kekerasan tersebut) panjang dalam pengertian tahap-tahap perkembangan seterusnya yang harus dilalui”, ujar Rahmat.

Pada sesi pertama, pemberian materi diawali oleh Sutarimah, “Diadakannya webinar kali ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan kami dengan kekerasan yang masih terus saja terjadi”. Kekerasan memang tidak terbatas pada remaja, namun kekerasan bisa diatasi sejak usia remaja.

Sementara itu, Arum melanjutkan penyampaian materi dengan lebih memfokuskan pada pembahasan perilaku klithih di Yogyakarta. “Utamanya, saya akan berbagi tentang fenomena yang sepertinya tidak habis-habis di Jogja”. Pada awalnya, klithih memiliki istilah netral bahkan cenderung positif yang bermakna “mencari-cari kegiatan”, namun saat ini dimaknai sebagai sesuatu yang negatif.

Pada sesi kedua, hadir Novi sebagai pemberi materi pertama, “Kekerasan itu sebetulnya bisa kita cegah di level sekolah”. Menurut Novi, kasus kekerasan tidak terbatas pada kasus kekerasan fisik, tetapi sebetulnya juga ada kekerasan pasif-agresif, seperti mengisolasi satu atau dua anak akibat dari terbentuknya kelompok-kelompok tertentu dalam lingkar pergaulan.

Selanjutnya, hadir sebagai pembicara kedua pada sesi kedua sekaligus menjadi pembicara terakhir di webinar kali ini adalah Sentot, “Kita tidak bisa mengklaim bahwa kasus kekerasan terjadi hanya karena satu penyebab. Kasus kekeran bersifat kompleks”. Haryanto menjelaskan bahwa kasus kekerasan dapat dicegah dengan beberapa tugas, seperti menyamakan persepsi semua unsur bahwa kekerasan adalah permasalahan genting, dan kompleks, melakukan pendekatan komprehensif dan sistematik disertai ketegasan, dan memberi wadah inovasi, kreatif, dan bersinergi.

 

Photo by Jonathan Ford on Unsplash

PPSMB-PRK 2022:Pandita Arunakara, Digelar Secara Luring

$
0
0

 

Rabu (3/8), Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru Psikologi Rumah Kita (PPSMB-PRK) untuk pertama kalinya kembali diselenggarakan secara luring. PPSMB-PRK merupakan kegiatan orientasi dan pengenalan fakultas bagi mahasiswa baru Fakultas Psikologi UGM. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D., Psikolog., membuka kegiatan secara resmi.

Tema yang diusung PPSMB-PRK 2022 adalah “Pandita Arunakara” yang berasal dari bahasa sansekerta. Pandita memiliki makna orang yang bijaksana, sedangkan Arunakara adalah seseorang yang berkembang, bebas dalam menyampaikan pikiran, dan kreatif. Dengan demikian, Pandita Arunakara memiliki arti kekuatan dalam seorang diri pribadi yang membuat seseorang berkembang, bebas dalam menyampaikan pikiran, dan kreatif.

Rangkaian PPSMB-PRK berlangsung selama dua hari, yaitu 3 hingga 4 Agustus 2022. Rangkaian kegiatan hari pertama diawali dengan Opening Ceremony yang dilaksanakan di Selasar Gedung D Fakultas Psikologi UGM. 

Galang berpesan kepada mahasiswa baru agar tetap semangat dan positif, sebab bergabung di Fakultas Psikologi UGM merupakan langkah yang tidak mudah dan dalam prosesnya mahasiswa dapat menghadapi saat-saat sulit. 

“Jadi tolong untuk selalu diingat bahwa ada amanah di sini, Anda bisa masuk di sini, berkat kerja keras Anda, orang tua Anda, support system Anda,” tambah Galang. 

Koordinator Umum PPSMB-PRK 2022, Farrih Fuady Akhmad menyampaikan selamat datang kepada Gadjah Mada Muda (GAMADA) dalam sambutannya. “Selamat datang para Gadjah Mada Muda Fakultas Psikologi UGM angkatan 2022 di Fakultas Psikologi terbaik, Universitas terbaik di Indonesia. Kalian saat ini sudah berada dan berdiri di Fakultas Psikologi tepatnya di selasar gedung D, dimana inilah tempat dan cita-cita kalian selama beberapa bulan terakhir. Jangan lupa untuk mengapresiasi diri kalian atas cita-cita yang sudah kalian capai,” ucap Fuad. 

Rangkaian Opening Ceremony dilanjutkan dengan pembukaan acara secara simbolis yaitu Penancapan Trisula Emas. Wakil Dekan, Koordinator Umum dan perwakilan mahasiswa bersama-sama sebagai tiga elemen penting Fakultas Psikologi UGM melakukan Penancapan Trisula Emas yang melambangkan keberhasilan Fakultas Psikologi UGM menegakkan tujuan dan cita-cita psikologi di Indonesia. 

Rangkaian kegiatan pada hari pertama dilanjutkan dengan berbagai sesi antara lain, Sesi Kepemanduan, Psikologi Rumah Kita, Sesi Kefakultasan, Eksplorasi Rumah Kita, Langkah Meraih Asa, Dari Rumah Kita untuk Bangsa, dan Penutupan kegiatan hari pertama. 

PPSMB-PRK 2022 menjadi awal GAMADA Fakultas Psikologi UGM untuk dapat selalu belajar, berani bereksplorasi, mencoba hal baru untuk menggali dan mengembangkan potensi diri. 

 

Penulis: Erna

Foto: Erna

Viewing all 1349 articles
Browse latest View live