Quantcast
Channel: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Viewing all 1378 articles
Browse latest View live

Guest Lecture Series “Industrial and Organizational Psychology”: Peran Psikologi di Dunia Industri

$
0
0

Selasa (23/2) Fakultas Psikologi UGM mengadakan kuliah tamu online. Acara bertajuk Guest Lecture Series “Industrial and Organizational Psychology” ini merupakan edisi awal dari rangkaian kuliah tamu yang diadakan di Fakultas Psikologi UGM hingga Bulan Mei 2021.

Acara kuliah tamu perdana ini diikuti 290 mahasiswa dari Fakultas Psikologi. Mereka mengikuti acara yang dimulai pukul 13.30 WIB hingga selesai pukul 15.30 WIB.

Kuliah tamu sore ini diisi oleh Galih Chrissetyo, ST, MBA, CRMO, senior manager SDM dan umum PT PLN (Persero) UIW Suluttenggo (Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo). Ia membawakan materi yang berjudul “Peran Psikologi di Dunia Industri” yang banyak menjelaskan bagaimana asesmen psikologi mempunyai peran penting dalam pengelolaan sumber daya manusia di PLN.

Pada pemaparan awalnya, Galih menjelaskan bahwa kesiapan sumber daya manusia siap kerja di Indonesia masih rendah. Hal itu tentunya sangat mempengaruhi iklim bursa kerja yang selalu membutuhkan talenta yang siap bekerja dengan skill dan keilmuan yang dikuasainya.

“Menurut Global Talent Ranking Indonesia masih berada di bawah Singapura dan Malaysia, Indonesia setingkat di atas Thailand.” Jelas Galih.

Hal ini tentunya menjadi perhatian bagi PLN bagaimana melakukan proses Talent Management. PLN mempunyai lima poin strategi yang saling terkait dan sirkular yaitu planning, attracting, developing, retaining, dan transitioning. Kelima poin itu dijalankan untuk mengoptimalkan workforce. Sedangkan untuk memperkuat kompetensi pegawai PLN memiliki milestone perjalanan perkuatan kompetensi. Selanjutnya PLN juga mempunyai semboyan AKHLAK yang ditanamkan kepada para pegawainya dalam bekerja.

“AKHLAK merupakan singkatan dari Amanah; Memegang teguh kepercayaan yang diberikan, Kompeten; Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas, Harmonis; Saling peduli dan menghargai perbedaan, Loyal; Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, Adaptif; Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan, dan Kolaboratif; Membangun kerja sama yang sinergis.” Terang Galih

Dalam semua program-programnya PLN selalu menekankan pembangunan budaya. Galih menjelaskan bahwa budaya perusahaan adalah suatu pola yang terbentuk kuat dan berkesinambungan dalam berperilaku, bersikap, berfikir, berkeyakinan di dalam organisasi perusahaan.

“Budaya menjadi landasan utama PLN dalam mengelola sumber daya manusia. Budaya akan membangun kesiapan pembaharuan.” Ujar Galih.

Melanjutkan penjelasannya tentang pentingnya pengembangan budaya dalam perusahaan, Galih menjelaskan tentang culture mechanism yang terdiri dari enam poin yaitu tone from the top, behavior standard, rolls and responsibilities, governance, reward, dan employee life cycle. Selanjutnya ia juga memaparkan beberapa mitos-mitos tentang budaya dalam perusahaan.

“Mitosnya adalah perubahan budaya adalah tanggung jawab fungsi SDM. Namun faktanya adalah hampir separuh dari jumlah top CEO mencurahkan sebagian besar energinya untuk fokus membangun budaya dan perilaku” Jelas Galih.

Budaya mempunyai peran sentral pada strategi PLN dalam menghadapi perubahan zaman dan perbedaan generasi dalam iklim kerjanya. Dengan saling memahami dan komunikasi maka segala macam perbedaan bisa disinergikan.

Acara ditutup dengan pemutaran video singkat program untuk pegawai generasi muda di lingkup PLN dan sesi tanya jawab. Dalam acara ini juga dibagikan hadiah berupa kompor listrik dari PLN kepada tiga penanya terbaik. Seluruh peserta sangat antusias dalam menyimak sampai acara berakhir. Panitia penyelenggara berharap acara ini bisa membuka wawasan dari peserta kuliah online sehingga psikologi tidak hanya identik dengan klinis, tetapi juga sangat dibutuhkan di bidang industri dan organisasi.


Intake International Undergraduate Program 2021

$
0
0

Selama tiga hari, mulai Kamis (18/2) hingga sabtu (20/2), Kelas Internasional/International Undergraduate Program (IUP) program studi S1 Fakultas Psikologi UGM mengadakan intake gelombang pertama. Intake merupakan jalur penerimaan mahasiswa baru pada program studi S1 Psikologi kelas internasional (International Undergraduate Program/IUP).

Suasana pandemi tidak menyurutkan semangat peserta untuk mengikuti intake IUP. Jumlah peserta intake IUP gelombang pertama ini sebanyak 133 orang. Tidak ada penurunan signifikan dari peserta intake IUP tahun lalu yang jumlahnya kurang lebih sama.

Peserta mengikuti tiga tahap tes penyaringan yang masing-masing tahap dilaksanakan dalam satu hari. Tahap pertama yaitu Kamis, peserta mengikuti tes kemampuan bahasa inggris AcEPT. Tahap kedua (Jumat), peserta mengikuti tes potensi akademik GMST. Berdasarkan hasil tes tersebut diperoleh 80 calon mahasiswa yang lolos untuk mengikuti tes tahap ketiga. Tahap ketiga (Sabtu), Peserta yang lolos tahap 1 & 2 mengikuti seleksi essay test dan wawancara.

“Untuk hasilnya nanti akan diumumkan pada tanggal 26 Februari setelah rapat finalisasi oleh pimpinan Fakultas. Untuk jumlah yang lolos nanti masih dalam tahap diskusi.” Jelas Yemima Febriani, tenaga kependidikan program S1 IUP.

Kondisi pandemi Covid 19 yang belum reda mengharuskan seluruh kegiatan akademik mematuhi protokol kesehatan. Seluruh rangkaian acara dilaksanakan secara daring. Semua peserta mengikuti seluruh rangkaian tes secara online dari rumah masing-masing. Secara umum seluruh peserta dapat mengikuti acara dengan lancar. Hanya saja ada satu peserta yang mengalami kendala terputusnya aliran listrik dan internet karena tiang listrik di daerah rumahnya roboh.

“Sayang sekali karena itu di hari tes terakhir. Kami sudah coba menelepon untuk memastikan apakah peserta memungkinkan untuk mengikuti tes. Namun sayangnya sampai di akhir pengumpulan essay, peserta masih belum bisa terhubung.

Intake IUP ini merupakan tes penerimaan mahasiswa gelombang pertama. Bagi mahasiswa yang belum lolos atau belum sempat mendaftarkan diri pada gelombang pertama masih ada kesempatan mengikuti intake IUP gelombang II dan III.

“Untuk gelombang I diadakan bulan Februari, gelombang II biasanya di bulan Mei dan gelombang III di bulan Juli. Untuk tanggal masih menunggu karena kami mengikuti pengumuman dari Direktorat Pendidikan dan Pengajaran (DPP) UGM”, jelas Yemima.

Dalam pelaksanaan intake IUP secara daring ini tentunya mempunyai tantangan tersendiri sehingga membutuhkan persiapan khusus agar peserta bisa mengikuti rangkaian tes mulai dari awal hingga akhir dengan lancar.

“Harapan saya semoga peserta tetap antusias dan semangat untuk menjadi bagian dari keluarga IUP Psikologi UGM. Lalu untuk pesan karena saat ini semua ujian berbasis daring, ada baiknya untuk memastikan perangkat dan perlengkapan lain yang digunakan untuk ujian sudah siap agar dapat mengantisipasi apabila ada kendala teknis seperti mati listrik (misalnya).“ kata Yemima.

Panitia penyelenggara acara juga berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan berkontribusi pada acara intake IUP gelombang pertama ini. Mereka berharap dapat melayani semua peserta tes dengan baik mulai awal hingga akhir acara.

“Untuk seluruh panitia serta Bapak/Ibu dosen yang bersedia menjadi interviewer dan reviewer, saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kerjasama dan kerja kerasnya sehingga secara keseluruhan intake dapat berjalan dengan lancar. Semoga di intake selanjutnya kami semua juga selalu dapat memberikan performa yang terbaik guna mempersiapkan calon mahasiswa prodi S1 IUP Fakultas Psikologi UGM,” lanjut Yemima.

Pelepasan Wisudawan/Wisudawati Program Studi S1 Psikologi Periode II Tahun Akademik 2020/2021 secara Daring

$
0
0

Rabu (24/02), Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan kegiatan Pelepasan Wisudawan/Wisudawati Program Studi S1 Psikologi Periode II Tahun Akademik 2020/2021 yang terdiri dari Kelas Reguler dan Kelas Internasional/International Undergraduate Program (IUP). Pada periode ini, Program studi S1 Psikologi Fakultas Psikologi UGM memiliki 43 orang lulusan yang terdiri dari 39 orang lulusan kelas reguler dan 4 orang lulusan kelas internasional (International Undergraduate Program/IUP).

Pada Program studi  S1 reguler, Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi diraih oleh Tsabita Alya Fadilla Wijaya dengan IPK 3.86 sekaligus meraih predikat cumlaude. Selain Tsabita, ada 19 mahasiswa lainnya yang juga turut meraih predikat cumlaude. Sementara untuk masa studi tercepat diraih oleh Siti Afifa Choirunissah, yaitu 3 tahun 2 bulan 21 hari.

Untuk kelas internasional/Internasional Undergraduate Program (IUP), Indeks Prestasi Akademik tertinggi diraih oleh Talitha Rucira Gati, yaitu 3.79 sekaligus meraih predikat cumlaude. Selain itu, masa studi tercepat juga diraih oleh Talitha dengan masa studi 3 tahun 4 bulan 30 hari. Talitha juga menjadi wakil wisudawan/wisudawati yang memberikan sambutan pada pelepasan ini. Melalui sambutannya, Talitha berharap bahwa hal-hal yang dilewati teman-teman ketika menjalani perkuliahan akan menjadi kenangan indah yang akan selalu diingat.

Fakultas Psikologi UGM juga memberikan penghargaan kepada mahasiswa yang berprestasi, baik dalam aktivitas akademik maupun aktivitas kemahasiswaan. Terdapat 24 mahasiswa yang berprestasi dalam aktivitas akademik dengan predikat cumlaude yang diraih, serta 9 mahasiswa, yaitu Siti Afifa Choirunissah, Felia Rachmila, Gina Azizahira, Claudia Zulfiana Putri, Haikal Ilham Adlan, Evelin Christy, dan Tenya Ika Agnesia yang berprestasi dalam aktivitas kemahasiswaan

Dalam acara ini, perwakilan orangtua wisudawan, Ir. Agus Hariyanto (orang tua Tenya Ika Agnesia) menyampaikan pesan kepada para wisudawan/wati dalam sambutannya bahwa ada dua hal yang harus tetap dijaga, attitude dan profesional yang akan membuat diri terus berpijak pada hal-hal positif walaupun persaingan kapasitas begitu ketat. Prabaswara Dewi, S.Psi., Psikolog., Ketua Keluarga Alumni Psikologi Gadjah Mada (KAPSIGAMA), dalam sambutannya juga berpesan untuk para wisudawan/wati bahwa tidak ada kata menunggu dalam proses pengembangan diri.

Dekan Fakultas Psikologi UGM, Prof. Dr. Faturochman, M.A., juga menyampaikan pesan untuk seluruh wisudawan/wati bahwa tantangan sesudah lulus lebih besar dibandingkan dengan kondisi normal, namun hal tersebut adalah awal agar para wisudawan/wisudawati ditempa menjadi orang-orang yang maju, siap, dan sukses.

Guest Lecture Series “Industrial and Organizational Psychology: Recruitment & Selection”

$
0
0

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan acara Guest Lecture Series “Industrial and Organizational Psychology” edisi kedua yang berlangsung Kamis (25/2). Kegiatan ini mendatangkan pembicara profesional dan berpengalaman yang berkarir di bidang industri. Acara ini dilaksanakan pada pukul 13.30 s.d. 15.30 dengan diikuti oleh kurang lebih 170 peserta yang semuanya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UGM.

Pemateri yang mengisi acara kali ini adalah Triasta Teguh Nugroho, Senior Manager Human Resource PT Medco Power Indonesia tentang Rekrutmen dan Seleksi. Dalam pemaparannya, lulusan Magister Psikologi UGM ini membagikan pengalaman kerjanya sebagai HRD (Human Resources Department) dan membuka wawasan mahasiswa tentang dinamika dunia kerja di bidang penyediaan energi.

Medco Power Indonesia  merupakan satu perusahaan dengan Medco Energy Internasional yang membawahi tiga bisnis energi yaitu minyak & gas, clean power, dan pertambangan tembaga. Dalam perkembangannya, perusahaan ini membutuhkan banyak sekali tenaga kerja. Kondisi pandemi Covid-19 seperti tidak banyak berpengaruh terhadap kondisi perusahaan.

“Dalam lima tahun ke depan Medco Power Indonesia mencari tenaga kerja dan expert yang men-support kerja perusahaan. Tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 400 sampai 500 orang. Saya salut, ”di mana sekarang semua tiarap melepas orang, kami malah mencari orang”, ungkap Triasta.

Hal ini tentunya berkaitan dengan bagaimana manajemen kerja yang dijalankan perusahaan. Medco Power Indonesia telah membangun human resource information system dan menjadikan itu bagian yang sangat penting dari perusahaan.

“Kerja teman-teman dilakukan secara digital. Adanya Covid secara prinsip kita tidak terpengaruh. Sebagian besar sudah kita lakukan secara elektronik”, lanjut Triasta.

Triasta juga membagikan beberapa pengalamannya menjadi HRD di PT Medco Power Indonesia dan di beberapa perusahaan di berbagai negara sejak tahun 2000. Ia menjelaskan bahwa data yang akurat adalah sangat penting.

“Salah satu kunci keberhasilan menjadi HRD yang baik adalah bagaimana HRD bisa memaintain data karyawan” jelas Triasta.

Dalam pengadaan tenaga kerja PT Medco Power menggunakan dua jalur yaitu internal dan eksternal. Jalur internal antara lain dengan menggunakan sistem regenerasi, non regenerasi, dan rotasi. Sedangkan jalur eksternal menggunakan system build untuk fresh graduate, buy untuk professional hire, dan borrow untuk secondee from other group. Selanjutnya Trista juga menuturkan, empat poin kriteria PT Medco Power Indonesia dalam mencari karyawan, yaitu professional, ethical, open, dan attractive.

Triasta juga menjelaskan tentang bagaimana mengelola sumber daya manusia agar optimal dan bermanfaat baik bagi karyawan sendiri ataupun perusahaan. Menurut Triasta, kunci perusahaan untuk bisa sustain adalah bagaimana perusahaan tersebut mengelola knowledge management, yaitu bagaimana tenaga ahli yang lebih senior menurunkan pengalamannya kepada pegawai yang lebih muda.

“Melalui internal hire, kita mengadakan sharing knowledge pelatihan yang dimentori oleh para expert, dan juga bagaimana expert mendokumentasikan ilmunya. Kita dorong (mereka) untuk bisa menulis” Jelas Triasta.

Triasta juga memaparkan bahwa perusahaan bisa tetap stabil dan terus berkembang, jangan sampai perusahaan itu ketergantungan pada satu orang tertentu untuk menangani suatu pekerjaan. Dalam artian perusahaan harus bisa terus merotasi dan memproduksi tenaga ahli yang ada dalam perusahaan tersebut. Di sinilah peran HRD sangat sentral sebagai supporting system dalam memfasilitasi manager untuk mengubah-ubah formasi dan posisi pegawai dalam tim kerjanya.

Triasta menutup materinya dengan memberi pesan kepada para peserta kuliah tamu untuk terus mengembangkan kemampuan baik akademik maupun komunikasi dan memahami undang-undang tenaga kerja yang berlaku saat ini. Hal itu akan sangat penting dan menjadi nilai plus di dunia kerja.

Seluruh peserta sangat antusias mengikuti kuliah tamu mulai dari awal hingga akhir acara. Panitia pelaksana acara sangat senang acara berjalan dengan lancar dan berharap bisa mendatangkan pemateri dari alumni-alumni UGM lainnya yang sukses di dunia kerja dan mau membagikan ilmu dan pengalamannya.

Etika Penelitian dengan Partisipan Manusia

$
0
0

Program Doktor Ilmu Psikologi Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan acara bertajuk “Etika Penelitian dengan Partisipan Manusia” berlangsung Kamis (25/2) dan Jumat (26/2). Acara ini digelar selama dua hari dan diikuti oleh berbagai peserta yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi.

Sesi pertama pada hari Kamis dimulai pada pukul 10.00 WIB. Pada sesi pembuka materi disampaikan oleh Dra. Sri Kusrohmaniah, M.Si., Ph.D. dengan topik “Etika Penelitian dengan Partisipan Manusia. Beberapa hal yang disampaikan oleh Sri antara lain mengenai etika penelitian yang menjamin keamanan peserta, baik manusia maupun hewan. Selain itu, rancangan penelitian juga harus dilihat oleh Komite Etika. “Partisipan manusia perlu ditonjolkan karena memang di Psikologi banyak melakukan riset dengan manusia. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa mempelajari Psikologi dapat dilakukan dengan menggunakan subjek hewan, sehingga tidak selalu menggunakan manusia. Terutama untuk level behavior dan cellular”, ujar Sri.

Pada sesi kedua yang dimulai pukul 13.00 WIB membahas topik “Research Ethics in Neuropsychological Research” oleh Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D.. Galang menjelaskan bahwa informed consent memuat tiga hal, yaitu informative, comprehension, dan volunteriness. Informative artinya informed consent memuat informasi-informasi yang dibutuhkan partisipan untuk menilai apakah partisipasi dalam sebuah penelitian itu aman. “Informative nanti akan berhubungan dengan volunteriness, bahwa partisipan yang kemudian ikut dalam penelitian kita adalah partisipan yang memang sudah bersedia bergabung dengan sudah melihat semua informasinya”, jelas Galang.

Pada hari kedua, acara dimulai pada pukul 13.00 dan diisi oleh Prof. Dra. R. A. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D. yang menyampaikan terkait “Etika Penelitian untuk Bidang Ilmu Sosial”. Yayi memaparkan terkait prinsip umum etik yang terdiri dari respect to persons, beneficence nonmaleficent, dan justice. “Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti perlu mengajukan persetujuan kepada subjek penelitian. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah awal untuk memproteksi individu dari hal-hal yang melanggar otonominya”, terang Yayi. Selain itu, menurut Yayi, penelitian juga harus dinilai dari segi manfaat, meminimalisir risiko, serta memperlakukan subjek dengan adil.

Acara ini merupakan sebagian dari kurikulum dari Program Studi Doktor Psikologi UGM dan juga sebagai implementasi program pembelajaran merdeka. Dengan membuka acara ini untuk umum, panitia berharap mendapatkan pemikiran yang luas dari peserta yang beragam.

Pada akhir acara, selaku Ketua Program Doktor Ilmu Psikologi, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D. menutup dan merangkum acara yang telah berlangsung selama dua hari. Rahmat berharap, rangkaian acara ini dapat menyadarkan peneliti tentang komisi etik ditinjau dari hak partisipan, baik dalam level individual maupun institusional.

Guest Lecture Series “Industrial and Organizational Psychology”: Learning & Consultant

$
0
0

Fakultas Psikologi UGM kembali melanjutkan rangkaian kuliah tamu bertajuk Guest Lecture SeriesIndustrial and Organizational Psychology” berlangsung Senin (1/3). Acara ini merupakan gelaran ketiga dari enam kuliah tamu yang dijadwalkan hingga bulan Mei.

Acara ini diikuti oleh 186 orang peserta dari mahasiswa Fakultas Psikologi. Acara berlangsung mulai pukul 07.30 WIB hingga 09.30 WIB dengan pemateri oleh Chiefy Adi Kusmargono, Direktur PT PMLI IP

Dalam presentasi kali ini, Chiefy membawakan materi bertemakan “Learning & Consultant”. Ia banyak menjelaskan tentang bagaimana proses pendidikan dan mentoring menjadi bagian yang penting bagi transformasi dan pengembangan sumber daya manusia di lingkup perusahaan.

Pada kesempatan kuliah tamu ini Chiefy mengawali dengan menjelaskan tentang PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI). PMLI merupakan lembaga pendidikan, pelatihan dan konsultasi di bidang maritim dan logistik untuk memaksimalkan sumber daya yang dimiliki PT PMLI agar semakin berkualitas dan berdaya saing kuat dalam menghasilkan jasa bermutu tinggi. Hal itu sesuai dengan visinya yaitu menjadi pusat keunggulan dan mitra strategis dalam mengembangkan bisnis kepelabuhan, maritim, dan logistik di Indonesia dan Asia Pasifik.

Dalam paradigma terbaru tentang human capital management, perusahaan menganggap pegawai sebagai human capital atau modal. Bisa juga dibilang sebagai aset. Jadi sumber daya manusia adalah faktor yang strategis dalam  pengembangan perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Oleh sebab itu kemajuan sebuah perusahaan ditentukan oleh kualitas dan perkembangan sumber daya manusia di dalamnya. Pegawai harus terus didorong kemajuan dan pengembangan dirinya dengan mengikuti program belajar yang diadakan oleh perusahaan.

Hal itulah yang membuat posisi PT PMLI sangat penting dan strategis. Lembaga ini menjadi tempat belajar dan menimba ilmu para pegawai dari profesional dan tenaga ahli. Mereka juga akan mendapatkan pelatihan-pelatihan intensif dan mentoring.

“Bukan sekadar sharing session tapi mentoring. Dalam human capital management lebih banyak diwarnai mentoring. Semakin banyak punya mentor, semakin banyak jadi mentor, kita akan semakin menjadi pribadi yang baik”, ujar Chiefy.

Selanjutnya dalam presentasinya Chiefy banyak menjelaskan tentang bagaimana sistem pendidikan yang dibangun di PT PMLI IPC. Hal itu mencakup jenis kompetensi yang ingin dicapai, model-model pengembangan SDM, kurikulum, silabus, dan metode evaluasi. Dengan program pendidikan itu diharapkan  Sesuai dengan semangat BUMN, core value yang ingin dimunculkan adalah  AKHLAK yaitu akronim dari  amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif. Chiefy juga berharap semangat positif BUMN ini juga bisa ditularkan kepada semua orang atau instansi yang pernah bekerjasama dengan PT PMLI IPC.

“Kalau saya ditugaskan mengembangkan orang, dia datang ke PMLI ini, dia bukan hanya untuk menjadi pinter, bukan hanya untuk menjadi meningkat kompetensinya, tetapi juga berakhlak. Terus kemudian mereka kembali ke perusahaan/instansi masing-masing yang mengirimkan, tentunya agar menumbuhkan industrinya masing-masing baik di Indonesia maupun di level global”, terang Chiefy.

Pada sesi terakhir Chiefy banyak memberikan semangat kepada mahasiswa psikologi yang mempunyai cita-cita bekerja di perusahaan baik swasta atau BUMN. Ia juga menekankan tentang pentingnya budaya, attitude dan pengembangan kemampuan di segala bidang untuk menunjang kemampuan inti yang sesuai dengan pendidikan formalnya.

Peserta cukup antusias dalam mengikuti acara ini. Pemateri juga cukup interaktif dengan membuka sesi tanya jawab di sesi akhir. Panitia cukup senang acara bisa berjalan lancar mulai awal hingga akhir. Panitia berharap acara ini dapat memberikan semangat dan bekal pengetahuan bagi peserta untuk berkarir di masa depan.

Kursus Intensif Academic Writing Skills

$
0
0

Dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis ilmiah dalam bahasa Indonesia, Program Doktor Ilmu Psikologi UGM menyelenggarakan Kursus Intensif Academic Writing Skills berlangsung pada Senin (1/3) dan Selasa (2/3) Maret 2021. Acara ini dibagi menjadi empat sesi yang masing-masing mengangkat topik “Menulis Ilmiah itu Mengasyikkan”, “Diagnosis Kemampuan Menulis”, “Proses Menulis” dan “Contoh-Contoh Tulisan Sederhana” yang diisi oleh Drs. Heru Marwata, M.Hum. Melalui acara ini, Heru memberi tantangan pada setiap peserta sekaligus membimbing serta mengoreksi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh peserta. Selain itu, acara ini juga memberikan banyak sekali ilmu pengetahuan dalam menulis yang bisa terus dilatih agar kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.

Menurut Heru, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan ketika menulis, yaitu kata penghubung, ejaan (EYD/PUEBI), diksi (pilihan kata), kalimat (efektif), paragraf serta tulisan atau karangan. Harapannya, ketika peserta mengenal struktur kalimat bahasa Indonesia, maka mampu menyusun kalimat yang benar dan baik.

Selanjutnya, Heru juga menjelaskan aspek kebahasaan yang berkaitan dengan bagus tidaknya sebuah ide dan seberapa baik ide itu disampaikan. Ada pula aspek keindahan yang didukung oleh pemilihan diksi yang tepat, misalnya menggunakan nada akhiran yang bunyinya sama. Pemilihan diksi dapat dilakukan ketika penulis memiliki banyak pilihan diksi dan memperbanyak pilihan diksi dapat dilakukan dengan cara membaca. Selain itu, pilihan kata/diksi menjadi sangat penting karena mengandung ruh kalimat dan ruh kalimat akan mempengaruhi paragraf. Pilihan kata yang tepat juga akan memengaruhi efektivitas kalimat yang kita susun. “Kalimat sebaiknya habis dibaca satu tarikan nafas”, jelas Heru.

Pada hari kedua, Heru menjelaskan tentang proses menulis dan menunjukkan beberapa contoh tulisan sederhana. Menurut Heru, karya ilmiah dipengaruhi oleh penguasaan dan seberapa paham penulis dengan bahan tulisan, kemampuan menyusun struktur gagasan, cara merumuskan masalah, dan cara menyampaikan tujuan. Selain itu, Heru juga memberikan kiat kepada peserta terkait proses menulis dengan menyarankan membuat kerangka karangan/outline. “Dengan menggunakan kerangka karangan akan membantu penulis dalam mengkoordinasikan gagasan sebelum mulai menulis, memudahkan dalam mencari bahan yang relevan, serta dapat menunjukkan bagian pokok tulisan pada penulis”, kata Heru.

Selain kerangka karangan, pemilihan topik dan judul juga menjadi kiat yang ditawarkan oleh Heru kepada peserta dalam proses menulis. Dalam memilih topik, penulis disarankan untuk memilih topik yang bermanfaat, layak, menarik, dikuasai, kemudahan dalam mendapatkan bahan tulisan, aktual, tidak terlalu luas/sempit, dan representatif. “Topik yang tidak menarik bagi penulis, nantinya akan menjadi beban dan menghambat proses penulisan”, tutur Heru.

Di akhir sesi, Heru menyampaikan bahwa menulis bukan sebuah aktivitas dalam hati, namun sebuah aksi yang harus segera dicoba dan mencoba merupakan ukuran keberanian seseorang. “Untuk mengolah kalimat butuh pengalaman keterampilan-keterampilan yang didapatkan melalui latihan, latihan, latihan”, jelas Heru.

Technology In Training: “Pengolahan Data dengan JAMOVI, Alternatif Pengganti SPSS”

$
0
0

Beberapa orang mungkin lebih sering menggunakan SPSS untuk pengolahan data, padahal selain SPSS ada pula aplikasi pengolahan data lainnya yang dapat digunakan. Salah satu aplikasi yang dimaksud adalah JAMOVI dan pada hari Jumat (5/3), Unit Pengembangan Teknologi Belajar (UPTB) mengadakan acara Technology in Training: “Pengolahan Data dengan JAMOVI, Alternatif Pengganti SPSS” untuk lebih mengenalkan JAMOVI kepada kalangan akademisi, terutama mahasiswa. Acara tersebut diisi oleh Wahyu Jati Anggoro, S.Psi., M.A. dan dimulai pada pukul 13.00 sampai pukul 15.00.

Acara ini diawali oleh Wahyu dengan terlebih dahulu menjelaskan tentang statistik. Terdapat tiga hal yang menjadi fungsi dari statistik, yaitu organizing, summarizing, dan interpreting data. “Fungsi dasar statistika, baik itu deskriptif maupun inferensial sebenarnya kita berbicara dalam tataran sampel”, terang Wahyu. Kemudian, jika dikecilkan lagi pembahasannya, yaitu kuantitatif data terdiri dari variabel discreate, seperti jenis kelamin, data demografi, dan sebagainya, sementara variabel continous yang berbentuk skala psikologi atau tes psikologi.

“JAMOVI ini sebenarnya jawaban atas ya beberapa kegelisahan, kalau kita bicara analisis data kita pakai SPSS itu biasanya kan di SPSS fiturnya memang sangat banyak, tetapi juga SPSS software yang cukup mahal ya”, ujar Wahyu. Dalam JAMOVI, terdapat dua window, bagian kiri untuk tampilan data, sementara bagian kanan untuk output dari data. Hal tersebut berbeda dengan SPSS yang menampilkan output data dengan window terpisah dalam bentuk pop-up. Kemudian, ketika file output dan file data asli disimpan, JAMOVI akan menyimpannya dalam satu file yang sama. Hal tersebut juga menjadi perbedaan antara JAMOVI dan SPSS yang menyimpan file output dan file data asli secara terpisah.

Sebelum data dimasukkan ke JAMOVI, Wahyu menyarankan untuk menata data terlebih dahulu di file excel agar lebih memudahkan pengguna ketika mengolah data di JAMOVI. “Walaupun dalam JAMOVI sebenarnya bisa langsung mengimport data dari excel”, ujar Wahyu. Selanjutnya, data yang telah ditata pada file excel, disimpan dalam bentuk .jsv agar bisa langsung dipanggil ke dalam JAMOVI. “Karena .jsv lebih fluid, lebih mudah untuk dicek”, jelas Wahyu. Kemudian, penjelasan dilanjutkan dengan mengenalkan fitur menu yang dimiliki oleh JAMOVI dan praktik langsung pengolahan data menggunakan JAMOVI.

Di penghujung acara, Wahyu mengingatkan peserta untuk pertemuan selanjutnya agar membawa data tugas akhir agar bisa dibahas bersama. Hal itu dilakukan berkaitan dengan agenda pertemuan berikutnya yang membahas general linear model, seperti ANOVA dan moderasi. Agenda ini memang diadakan oleh UPTB selama dua hari, yaitu pada tanggal 5 Maret 2021 dan 12 Maret 2021. Harapannya, acara yang diagendakan UPTB berkaitan dengan JAMOVI dapat membantu, terutama mahasiswa yang saat ini sedang mengerjakan tugas akhir, baik berupa skripsi maupun tesis.


Technology in Training: Optimalisasi Fitur Microsoft Word dan Mendeley untuk Penulisan Tugas Akhir

$
0
0

Unit Pengembangan Teknologi Belajar (UPTB) Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan Technology in Training pertama Jumat (5/3). Acara bertajuk “Optimalisasi Fitur Microsoft Word dan Mendeley untuk Penulisan Tugas Akhir” ini dibawakan oleh pemateri L. Edwin Gandawijaya, M.Psi., Psikolog.

Acara yang diadakan secara daring ini diikuti oleh beberapa peserta yang mayoritas adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UGM. Mereka mengikuti acara pelatihan pada pukul 09.00 WIB hingga 11.00 WIB. Beberapa dari peserta juga mengikuti acara ini melalui streaming Youtube di Kanal Pengetahuan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Pada sesi pertama Edwin membawakan materi tentang pemanfaatan fitur-fitur yang ada di Microsoft Word secara optimal. Software yang sangat lazim dipakai oleh mahasiswa dalam membuat tulisan untuk tugas perkuliahan ini sebenarnya banyak sekali menyimpan fungsi-fungsi yang akan sangat memudahkan penggunanya dalam membuat tulisan yang bagus dan terstruktur. Namun realitanya tidak banyak yang mengetahui hal itu sehingga banyak sekali pengguna hanya menggunakan cara-cara manual yang tidak efektif dan efisien.

Salah satu fitur yang bermanfaat tapi jarang digunakan adalah page break dan section break untuk memisahkan masing-masing bab secara teratur dan terstruktur.

“Jadi temen-temen nggak perlu lagi ada yang bab satu bab dua bab tiga bab empat bab lima itu dipisah-pisah di file sendiri-sendiri. Itu pertama ngrepotin banget. Ya istilahnya mau nyimpen mau ngeback up ribet banget. Dan juga jadi satu begini enak nya adalah temen-temen mem-back up-nya gampang” terang Edwin.

Ada beberapa fitur-fitur lainnya yang diterangkan fungsi sekaligus cara pemanfaatannya oleh Edwin antara lain paragraph & styles, proofing language, table and figure caption, dan table of content & figures.

Edwin juga menekankan bahwa pentingnya menggunakan software Microsoft Office yang original agar pengguna lebih dapat memanfaatkan fungsi-fungsi softwarenya secara maksimal. Untuk mahasiswa UGM sudah tersedia Office 365 yang disediakan universitas dan bisa diunduh secara gratis.

“Kalau temen-temen pakai office 365 temen-temen juga bisa langsung autosave ke one drive nya temen-temen masing-masing gitu. Jadi nggak ada lagi yang namanya skripsi hilang gara-gara flash disk-nya rusakkah, hard disk-nya rusakkah. Nah itu sudah tidak jamannya lagi apalagi kan kita hidup di zaman online banget temen-temen. Jadi sayang banget kalau kita kehilangan skripsi atau tesis yang kita buat hanya gara-gara hard disk-nya rusak atau flash disk-nya hilang” lanjut Edwin.

Pada sesi kedua Edwin membawakan materi tentang penggunaan software pengutipan dan daftar otomatis yaitu Mendeley. Untuk menyelesaikan tugas kuliah dan karya ilmiah, pengutipan dari buku maupun jurnal penelitian sangatlah lazim dilakukan sehingga jika dilakukan secara manual akan sangat menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Untuk itulah dalam kesempatan ini Edwin membagikan cara bagaimana mengutip dan membuat daftar pustaka secara otomatis menggunakan software Mendeley.

“Jadi temen-temen nggak perlu menulis nama penulisnya, menuliskan daftar pustakanya satu per satu adalah cara yang membosankan. Temen-temen bisa langsung menggunakan Mendeley ini, ketemu jurnal baru (bisa langsung) diimport (di dalamnya)” terang Edwin.

Acara berlangsung cukup lancar. Dengan penjelasan sederhana dan menarik dari pemateri, peserta dapat langsung memahami dan mengaplikasikan materi pada laptop dan PC-nya masing-masing. Panitia berharap acara ini memberi banyak manfaat pada peserta untuk mempermudah mereka dalam menghasilkan tulisan yang bagus khususnya di ranah akademik.

Perkembangan Mutakhir dalam Penelitian Psikologi Klinis

$
0
0

Bersama dengan Kelompok Bidang Keahlian Psikologi Klinis, Program Doktor Ilmu Psikologi Fakultas Psikologi UGM mengadakan acara kursus intensif bertajuk “Perkembangan Mutakhir dalam Penelitian Psikologi Klinis” yang berlangsung selama 3 hari, mulai dari hari Senin-Rabu (8-10/3). Beberapa topik yang diangkat dalam acara ini meliputi “Current Issues in Diagnosis”, “Personality Disorders & Neuropsychology”, “Prevention & Early Detection for Psychosis”, “From Transpersonal Psychology to Clinical Hypnosis”, “Current Research in Depression, Self Harm & Suicide”, “Current Issues in Health Psychology”, dan “Advocacy in Mental Health System Development” yang dibahas oleh 15 narasumber berkompeten di penelitian bidang psikologi klinis. Selain itu, acara ini pun terbuka untuk umum, sehingga ada banyak orang yang hadir dari berbagai kalangan.

Sebelum masuk pada sesi materi, acara ini terlebih dahulu dibuka oleh Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Doktor Ilmu Psikologi. Rahmat menjelaskan bahwa acara seperti ini tidak hanya diadakan oleh Kelompok Bidang Keahlian Psikologi Klinis saja, namun Kelompok Bidang Keahlian Psikologi lainnya. “Dengan demikian, kita berharap, apa yang kita diskusikan dalam kursus intensif itu merupakan area-area perkembangan frontis, area-area perkembangan mutakhir di masing-masing bidang”, ujar Rahmat.

Hari pertama, acara ini dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan narasumber Prof. Drs. Subandi, M.A., Ph.D., Psikolog dan Tri Hayuning Tyas, S.Psi., M.A., Psikolog. Pada sesi ini, Subandi dan Tri menyampaikan terkait “Current Issues in Diagnosis”. Melalui topik ini, Subandi memaparkan bahwa diagnosis adalah hal yang sangat penting karena menjadi bahasa yang sama yang digunakan untuk beberapa profesi. Pada bidang klinis, antara psikiater, psikolog, perawat, dan lain sebagainya perlu memiliki bahasa yang sama. “Diagnosis itu akan banyak digunakan untuk treatment plan sampai memberikan treatment dan evaluasi”. Selain itu, diagnosis juga digunakan pada bidang ilmu pengetahuan lainnya, termasuk digunakan pada proses persidangan”, jelas Subandi.

Melanjutkan penjelasan Subandi, Tri menyampaikan bahwa reliabilitas diagnosis psikiatri di antara dokter yang berpraktik masih rendah. “Ada banyak kelemahan model diagnostik seperti yang DSM punya. Kalau satu sudah terputuskan, maka tidak mungkin terdiagnosa yang lain, kecuali terjadi apa yang disebut sebagai komorbiditas. Artinya dual diagnosis, atau bahkan mungkin ada yang triple. Meskipun jarang, tetapi bisa saja terjadi”, terang Tri. Namun demikian, DSM sudah melibatkan berbagai pihak, termasuk pihak non-profesional dengan proses belasan tahun melalui konferensi untuk mendapatkan masukan terkait pengkategorisasian.

Kemudian pada sesi kedua yang dimulai pukul 13.00 WIB disampaikan oleh Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D., Psikolog dan Restu Tri Handoyo, M.Psi., Ph.D., Psikolog. Wimbarti dan Restu berkesempatan menyampaikan tentang “Personality Disorders & Neuropsychology”. “Karena yang akan dibicarakan adalah neuropsikologi, maka saya akan mengawalinya itu dengan teori kepribadian dari Eysenck yang sebetulnya sudah beberapa puluh tahun yang lalu itu mengemukakan dasar biologis dari kepribadian”, jelas Supra. Sementara untuk gangguan kepribadian yang dijelaskan pada sesi ini, meliputi kepribadian ambang, narsistik, dan obsesif kompulsif.

Selanjutnya pada hari kedua, acara ini dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan topik “Prevention & Early Detection for Psychosis” yang kembali disampaikan oleh Prof. Drs. Subandi., M.A., Ph.D., Psikolog dan Ardian Praptomojati, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Subandi menerangkan bahwa psikosis/skizofrenia adalah salah satu gangguan mental yang serius dan digolongkan sebagai gangguan jiwa berat oleh Kemenkes. “Jadi sebenarnya sangat sedikit dibandingkan dengan prevalensi depresi, tetapi Skizofrenia diberikan perhatian yang lebih besar karena dampak yang diakibatkan oleh gangguan ini sangat serius”, tegas Subandi. Ardian pun melanjutkan penjelasan bahwa skizofrenia menjadi salah satu dari 10 penyebab utama disability-adjusted life years yang tidak hanya memberikan dampak fisik dan psikologis, tetapi juga memberikan dampak pada ekonomi.

Pada sesi kedua, acara dilanjutkan dengan topik “From Transpersonal Psychology to Clinical Hypnosis” yang dimulai pada pukul 13.00 WIB. Pada topik ini diisi oleh Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, M.Med.Sc., Ph.D., Psikolog dan Satwika Rahapsari, S.Psi., M.A., R-DMT.

Kemudian pada hari ketiga yang merupakan hari terakhir dari diselenggarakannya acara ini dibuka pada pukul 08.00 WIB. Sesi pertama pada hari ketiga diisi oleh Prof. Dr. Sofia Retnowati, M.Si., Psikolog., Dr. Muhana Sofiati Utami, M.Si., Psikolog., dan Adelia Khrisna Putri, S.Psi., M.Sc dengan topik “Current Research in Depression, Self-Harm & Suicide”. Sofia menjelaskan bahwa depresi merupakan gangguan yang umum terjadi, “Kadang-kadang kita mungkin tidak mengenali karena depresi ini manifes dalam berbagai bentuk, terutama yang sekarang itu ada yang kita sebut dengan mask depression”.

Kemudian pada sesi kedua yang dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan topik “Current Issues in Health Psychology”. Sesi ini diisi oleh Dr. Nida Ul Hasanat, M.Si., Psikolog., Dr. Esti Hayu Purnamaningsih, M.Si., Psikolog, dan Dr. Ira Paramastri. Melalui sesi ini, Nida menjelaskan bahwa antara disease, illness, dan sickness adalah hal yang berbeda. Disease merupakan penyakit sebagai bagian dari tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi. Sementara Illness merupakan subjective feelings, perasaan seseorang ketika merasa ada yang tidak beres dalam tubuh dan sickness adalah sesuatu yang mempunyai implikasi sosial di dalam masyarakat. Terakhir, acara ini ditutup dengan topik “Advocacy in Mental Health System Development” yang diisi oleh Diana Setyawati, M.H.Sc., Ph.D., Psikolog dan Idei Khurnia Swasti, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

Technology in Training: “Pengolahan Data dengan JAMOVI, Alternatif Pengganti SPSS” #2

$
0
0

Technology in Training yang diadakan sepekan lalu oleh Unit Pengembangan Teknologi Belajar (UPTB) Fakultas Psikologi UGM kembali dilanjutkan pada Jumat (12/3) dengan mengangkat tema yang sama, yaitu “Pengolahan Data dengan Jamovi: Alternatif Pengganti SPSS” dan diisi oleh Wahyu Jati Anggoro, S.Psi., M.A.. Acara ini dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB dan dibuka dengan pembahasan tentang statistika deskriptif. “Kalau kita bicara statistika deskriptif ya, salah satunya memang kita melaporkan mean, median, standar deviasi, nilai minimum, nilai maksimum, dan biasanya laporan itu ditampilkan sebelum kita melaporkan uji hipotesisnya”, tutur Wahyu.

 

Kemudian pembahasan berlanjut tentang kategorisasi data yang menggunakan metode untuk klasifikasi data kategori berdasarkan mean ditambah 1 satuan standar deviasi atau dikurang 1 satuan standar deviasi. Kategori tinggi dapat menggunakan rumus nilai mean ditambah nilai satu standar deviasi sedangkan kategori rendah menggunakan rumus mean dikurangi satu standar deviasi. Sebelum melakukan kategorisasi data, peneliti hendaknya harus mengetahui terlebih dahulu mean dan standar deviasi dari variabel yang hendak dilakukan kategorisasi.

 

Lebih lanjut Wahyu menjelaskan bahwa jika peneliti menggunakan SPSS, maka diperlukan dua kali bekerja sedangkan kategorisasi data menggunakan JAMOVI cukup satu kali bekerja. Kategorisasi data pada JAMOVI dapat dilakukan dengan menggunakan  create new transform kemudian add record conditions. “Jadi kita akan rekondisi data continous tadi berapa range skornya itu masuk ke kategori tertentu”, jelas Wahyu. Langkah berikutnya jika ingin mengetahui berapa jumlah dari tiap kategorisasi dapat menggunakan menu exploration dan masukkan variabel yang telah dikategorisasi.

 

Setelah kategorisasi, Wahyu mengulang penjelasan tentang Paired dan Independent Sample T-test. Paired Sample T-test adalah analisis untuk menguji ada tidaknya perbedaan antara variabel tergantung dan variabel bebas pada subjek yang sama dan biasa digunakan pada penelitian eksperimen. Independent Sample T-test untuk menguji ada tidaknya perbedaan antara variabel tergantung dan variabel bebas pada 2 kelompok yang berbeda. Dalam acara ini, topik yang dibahas adalah mencari beda antara data sebelum dan sesudah pelatihan serta data antara laki-laki dan perempuan.

 

Selanjutnya, Wahyu menjelaskan tentang ANOVA One-Way untuk melihat perbedaan dari setiap variabel ditinjau dari asal departemen. “Nah untuk melihat apakah ada perbedaan atau tidak, kita bisa cek untuk yang di bagian nilai taraf signifikansinya”, terang Wahyu. Jika ditemukan perbedaan pada sebuah data, maka dapat dilakukan analisis lanjutan, yaitu post-hoc test untuk mengetahui perbedaan antarkategori di dalam variabel tersebut. Ada beberapa pilihan analisis lanjutan yang tersedia pada bagian post-hoc test antara lain Tukey yang digunakan ketika variansnya equal atau asumsi homogenitas variansnya terpenuhi dan Games-Howell untuk yang unequal varians.

 

Kemudian, pembahasan berlanjut pada topik regresi. Ketika menggunakan JAMOVI, menu regresi menawarkan beberapa pilihan, salah satunya adalah Linear Regression. Sebelum melakukan Linear Regression, ada asumsi yang digunakan yaitu colinearity untuk melihat apakah ada multikolinearitas antarvariabel. “Nah untuk multikolinearitasnya kita bisa cek ada dua, yaitu VIF dan tolerance. Beberapa buku ada yang menunjukkan kalau VIF-nya itu di bawah 0,5 atau 0,10. Kemudian tolerancenya  0,2 atau 0,3”, jelas Wahyu.

 

Di akhir acara, Wahyu menekankan bahwa peneliti seharusnya benar-benar paham, “setidaknya the philosophycal analyses behind every analyses that we click begitu ya, oh Anova filosofisnya seperti ini, korelasi seperti ini”. Meskipun Psikologi bukan ilmu yang hanya mempelajari statistik, namun tidak bisa dipungkiri bahwa Psikologi mengaplikasikan statistik dalam bidang keilmuannya. Oleh karena itu, setidaknya orang-orang yang berada pada bidang Psikologi tetap memahami filosofinya, analisisnya, serta interpretasi dari masing-masing hasil penelitian. “Lebih penting lagi, dalam Psikologi, angka-angka tidak akan bermakna kalau kita tidak bisa menjelaskan dinamika psikologis dari masing-masing variabel yang diteliti”, tegas Wahyu.

Kuliah Online: Non-Suicidal Self-Injury (NSSI)

$
0
0

Jumat (12/3) Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM mengadakan Kuliah Online dengan mengangkat topik “Non-Suicidal Self Injury (NSSI)”. Sebelumnya, materi ini pernah dibawakan melalui Kuliah WhatsApp (KulWap) yang kemudian kembali dibawakan melalui acara ini dikarenakan kasus di lapangan terkait NSSI semakin banyak. “Jadi, kami dari CPMH ingin mengangkat lagi, kita membuka ruang untuk berbagi dan ruang untuk diskusi, begitu lah kira-kira”, ujar Wirdatul Anisa, M.Psi., Psikolog., selaku salah satu pembicara di kuliah online kali ini. Selain Wirdatul, ada pula Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog. yang juga menjadi pembicara.

Acara kuliah online kali ini dimulai pada pukul 13.00 WIB dan Wirdatul tampil sebagai pembicara yang pertama kali menyampaikan materi. Wirdatul menjelaskan apa itu NSSI, “Nah kalau misalnya kita bicara tentang NSSI, NSSI itu perilaku melukai diri tanpa adanya niat bunuh diri”. Bedanya NSSI dengan self-harm adalah self-harm merupakan perilaku melukai diri yang intensinya untuk bunuh diri,  sementara NSSI adalah salah satu hal yang dilakukan untuk mengatasi perasaan-perasaan yang sulit untuk dikelola serta NSSI memang bagian dari self-harm. Selain itu, hal yang perlu dipahami bahwa NSSI bukan diagnosa klinis atau gangguan jiwa, seperti bipolar maupun depresi. Akan tetapi, NSSI merupakan perilaku yang berisiko sehingga membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Selanjutnya, acara ini juga menjelaskan tentang alasan mengapa orang melakukan NSSI, salah satunya adalah regulasi emosi yang kurang baik. “Tetapi, mungkin yang paling mendasar ketika kita berbicara regulasi emosi bagaimana meningkatkannya, itu yang pertama pahami dulu pola emosi kita seperti apa”, jelas Nurul. Sebagian orang, menurut Nurul tidak memahami bahwa orang tersebut mempunya regulasi emosi yang buruk. Hal lain yang juga disampaikan tentang alasan mengapa orang melakukan NSSI adalah dominannya fungsi intrapersonal dibandingkan dengan interpersonal.

Di akhir acara, panitia membuka sesi tanya jawab bagi peserta dan salah satu pertanyaan yang diajukan adalah tentang memberikan bantuan ketika melihat seseorang yang melakukan NSSI, terutama perihal mendengarkan tanpa menghakimi. “Meniatkan diri sebenarnya untuk mendengar itu memahami, sebenarnya apa sih yang dirasakan, apa sih yang sebenarnya dia pikirkan, sehingga muncul pikiran-pikiran seperti itu”, jawab Wirdatul.

Harapan pembicara, ketika topik ini kembali diangkat dapat membuat orang-orang semakin banyak mendapatkan informasi terkait NSSI dan semakin banyak orang yang tahu tentang NSSI. Hal itu bertujuan agar terciptanya lingkungan suportif untuk sama lain.

Psikolog UGM: Hati-hati Jadi Korban Ghosting Saat Pacaran

$
0
0

Psikolog UGM, Idei Khurnia Swasti menjelaskan, ghosting merupakan perilaku menghindar saat menjalin pacaran atau dalam tahap mencari gebetan. Perilaku ghosting banyak terjadi pada masa pendekatan, pacaran, hingga menjelang perkawinan.

Idei mengatakan ghosting memang jarang dibahas dalam perkawinan. Sebab, komitmen perkawinan telah lebih mengikat secara hukum dan juga personal. “Perilaku ghosting ini ditandai dengan sikap pelaku yang mulai menarik diri dari komunikasi,” ungkap dia melansir laman UGM, Rabu (24/3/2021). Dia mengaku, orang yang suka ghosting sulit ditemui. Selain itu, tidak membalas pesan, chat, atau telepon. Lalu, memiliki banyak alasan untuk menghindar jika diajak membicarakan hal yang serius. Lantas mengapa seseorang lebih memilih menghilang begitu saja dari kehidupan orang lain, dibanding merencanakan percakapan untuk mengakhiri suatu hubungan? Sebab, bilang dia, hal itu harus dilakukan banyak penelitian secara khusus pada fenomena ghosting. Dari hasil penelitian sebelumnya telah melihat berbagai jenis kepribadian keterikatan dan pilihan strategi perpisahan. “Bisa saja orang dengan tipe kepribadian menghindar, mereka yang ragu untuk membentuk hubungan atau sepenuhnya menghindari keterikatan dengan orang lain,” jelas dia.

Kondisi itu, kata dia, sering kali diawali karena pengalaman penolakan orangtua. Hal itu pada akhirnya membuat individu enggan untuk menjadi sangat dekat dengan orang lain karena masalah kepercayaan dan ketergantungan. Kemudian, mereka sering menggunakan metode tidak langsung untuk mengakhiri hubungan, yaitu ghosting ini. “Akan lebih mudah dengan cara “menghilang” dibanding “menghadapi langsung”, karena menghadapi secara langsung membutuhkan upaya ekstra dalam menjelaskan, yang bisa timbul konflik baru,” ucap dia. Pemicu ghosting Lanjut dia menyebutkan, perilaku ghosting juga bisa terjadi karena pelaku tidak tahu bagaimana cara mengkomunikasikan konflik dan mencari resolusi konflik. Kondisi ini biasanya sering disebut dengan malas ribut atau malas membahas. Mereka beranggapan masalah akan terselesaikan sendiri seiring dengan berjalannya waktu. Kemungkinan lain, mereka juga merasa tidak nyaman menggantungkan permasalahan.

Namun demikian, menurut mereka akan lebih mudah bersikap seperti itu daripada harus menghadapinya saat ini. “Pemicu ghosting adalah adanya perasaan tidak nyaman dalam relasi atau saat ada ketidakcocokan yang tidak bisa dikomunikasikan secara terbuka,” tegas Dosen Fakultas Psikologi UGM. Idei menyampaikan, jika alasan seseorang melakukan ghosting tidak bisa digeneralisasikan. Oleh sebab itu, dia menyarankan untuk tidak memberi label pelaku ghosting. Karena, memang tidak benar-benar mengetahui riwayat kehidupan dan dinamika psikologis pelaku ghosting. Dia menambahkan, perilaku ghosting menimbulkan berbagai dampak seperti membuat korban merasa bingung, sakit hati, dan paranoid atau menyalahkan diri sendiri. Dengan begitu membuat perasaan seseorang tidak nyaman secara berkelanjutan. Pada akhirnya menggangu hidup sehari-hari, malas makan dan beraktivitas, tidak mampu berkonsentrasi, dan penurunan performa kerja.

“Jika kena korban ghosting, jangan merendahkan diri. Jadi berhentilah untuk mengejar orang,” pungkas dia.

Sumber  https://www.kompas.com/edu/read/2021/03/24/063300671/psikolog-ugm–hati-hati-jadi-korban-ghosting-saat-pacaran?page=all#page2.
Penulis : Dian Ihsan
Editor : Dian Ihsan

Seleksi Penerimaan Dosen Kontrak Universitas Negeri Yogyakarta

Ibu Sulastri Staf Perpustakaan Tutup Usia

$
0
0

Keluarga besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Ibu Sulastri staf perpustakaan Fakultas Psikologi UGM.

Semoga Almarhumah diberi tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Aamiin.


Bilingualism & Cultural Factors and Language Development

$
0
0

Jumat (19/3) Office of Cooperatian, International Affairs, and Alumni (OCIA) Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan kuliah tamu dengan tema “Bilingualism & Cultural Factors and Language Development”. Acara ini merupakan bagian dari International Guest Lecture Series yang diselenggarakan OCIA di tahun ini.

Acara yang berlangsung pukul 09.30 pagi hingga pukul 11.00 siang ini dihadiri oelh 108 peserta. Selain dari mahasiswa Fakultas Psikologi, acara ini juga terbuka untuk umum.

Pemateri yang mengisi kuliah tamu kali ini adalah Christina Perez, M.A., mahasiswa S3 psikologi di The University of Toledo, Ohio, Amerika Serikat. Ia mempunyai focus penelitian pada perkembangan anak. Pada kesempatan kali ini ia membagikan hasil penelitiannya tentang bagaimana perkembangan bahasa pada anak yang dipengaruhi oleh faktor budaya dan multi bahasa yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

Dalam perkembangan kemampuan verbalnya, anak melewati fase-fase kemampuan berbahasa secara bertahap. Biasanya anak mulai bisa mengucapkan kata pertamanya pada usia 10 sampai 14 bulan. Ucapan kata pada fase ini biasa disebut holofrase.

“Pada usia 10 bulan balita berbicara dengan kata pertamanya dan pada fase ini komunikasinya hanya dengan potongan suara atau biasa disebut holofrase dan di satu frase kerja menggunakan serangkaian kalimat pendek” terang Perez.

Bilingualisme atau menggunakan lebih dari satu bahasa dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang sangat umum di seluruh dunia. Bahasa yang dipakai di lingkungan bermain, bersekolah, atau bekerja mungkin berbeda dengan bahasa ibu atau yang dipakai berkomunikasi di keluarga. Hal itu dialami oleh 20% penduduk Amerika dan 79% penduduk Eropa. Namun ada beberapa negara yang sulit diukur prosentase masyarakatnya yang bilingual, termasuk dalam hal ini adalah Indonesia.

“Di Indonesia ada lebih dari 400 bahasa dan dialek dan banyak lagi yang besar dan berhubungan satu sama lain dan sangat sulit untuk mengambil perkiraan bilingual yang jelas jika anda benar-benar memisahkannya dengan mudah” tutur Perez.

Perez juga menjelaskan bagaimana budaya sangat berpengaruh pada ingatan anak. Ia  mempelajari kesesuaian budaya pada saat anak bercerita kepada orang dewasa pada tahun-tahun sebelum ia masuk sekolah. Ingatan pada masa-masa awal itu disimpan dalam bentuk kata-kata dalam bahasa yang dipahaminya sesuai dengan budaya di mana ia dibesarkan. Pemahaman terhadap pembentukan bahasa ini sangat penting implementasinya pada berbagai bidang. Dalam ranah hukum, pemahaman pengaruh budaya pada anak bilingual bermanfaat untuk menyusun beberapa pedoman investigator pada saat penyidikan dan persidangan. Gap bahasa tentunya akan sangat berpengaruh terhadap hasil penyidikan.

“Dengan meningkatnya migrasi internasional, profesional hukum semakin mungkin bertemu dengan saksi dwi bahasa (bilingual). Namun kenyataannya saat ini, masih belum ada pedoman formalnya” kata Perez.

Acara ini berlangsung sangat interaktif. Beberapa peserta memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pemateri terkait dengan permasalahan tentang kemampuan berbahasa pada anak dan pengaruhnya terhadap berbagai bidang dalam kehidupan sehari-hari. Panitia berharap dengan diadakannya acara ini peserta bisa lebih memahami lagi tentang pentingnya riset tentang perkembangan bahasa dan dapat lebih mengeksplorasinya secara lebih mendalam.

Pengen Ngobrol: Tantangan Profesi Psikologi di Era Industri 4.0

$
0
0

Sabtu (20/3) Office of Cooperatian, International Affairs, and Alumni (OCIA) Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan acara Pengen Ngobrol: Tantangan Profesi Psikologi di era Industri 4.0. Acara ini merupakan rangkaian seri Career Talk yang diadakan OCIA dengan mendatangkan alumni-alumni Fakultas Psikologi UGM yang sudah berkarir di dunia kerja.

Acara berlangsung pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.30 WIB. Peserta acara adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UGM. Acara juga bisa diakses melalui streaming Youtube Kanal Pengetahuan Fakultas Psikologi UGM.

Pada sesi pertama acara diisi oleh pemateri Cucus Musa Al Aziz S.Psi., M.A. Dia adalah alumni Magister Psikologi UGM peminatan Psikologi Industri dan Organisasi yang kini menjabat sebagai HC & OS Senior Staff Pertamina EP. Pada presentasinya ini ia membagikan pengalamannya selama di dunia kerja. Ia menceritakan perjalanan karirnya mulai dari Jakarta hingga ke Tanjung Pinang Kalimantan Selatan.

Sebagai alumnus jurusan psikologi tentunya membuka peluang ke berbagai profesi pada dunia kerja. Ilmu dan keterampilan riset yang didapat di perkuliahan akan sangat banyak berguna, terlebih jika pekerjaan itu berhubungan dengan perilaku manusia. Namun Musa juga berpesan untuk tidak enggan mempelajari hal-hal baru agar lebih mudah beradaptasi dengan tuntutan dunia kerja, salah satu diantaranya adalah belajar mengenai bidang hukum.

“Mungkin temen-temen banyak belajar mengenai terkait dengan aturan-aturan misalnya Undang-undang nomor 13 tahun 2003 mengenai ketenaga kerjaan berikut dengan turunan-turunannya dan lain sebagainya” Tutur Cucus.

Cucus juga menjelaskan berbagai bidang kerja yang ada di Pertamina. Setiap bidang kerja mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda tapi saling melengkapi. Salah satunya adalah HR analyst field.

“Ya bisa maintain data pekerja field, menangani masalah atau hubungan industrial di lingkungan field, kemudian membuat kontrak outsource atau tenaga kerja jasa penunjang istilahnya, kemudian mapping kebutuhan training dengan fungsi-fungsi yang ada di field dan juga acara-acara internal yang ada di field” Jelas Cucus.

Pada sesi kedua acara Career Talk ini diisi oleh Zia Ayu Lintang Andini S.Psi., yang juga alumni dari jurusan psikologi Fakultas Psikologi UGM. Dia kini meniti karir di PT Gramedia Digital Nusantara sebagai UX Researcher.

UX  Researcher merupakan profesi yang sangat ‘milenial’ karena profesi ini baru muncul ketika dunia digital sudah menjadi kebutuhan sehari-hari hampir semua masyarakat. Hal itu terindikasi dari semakin banyaknya masyarakat pengguna gadget yang tersambung dengan jaringan internet dan melakukan berbagai aktivitas di dalamnya termasuk diantaranya adalah berbelanja secara online. Profesi UX Researcher muncul dalam lingkungan yang sudah terdigitalisasi.

Ayu menjelaskan adanya UX Researcher itu ada agar pelanggan bisa menggunakan aplikasi website untuk mengakses produk-produk perusahaan dengan lancar, mudah dan efisien. Tentunya hal ini sangat penting untuk kemajuan perusahaan di mana persaingan dagang mulai bergeser ke dunia digital seiring semakin banyaknya masyarakat yang lebih memilih berbelanja secara online. Hal ini berkaitan dengan tingkat kepuasan dari pelanggan.

“Aku biasanya riset ke pengguna mengenai kehidupan sehari-hari mereka, mengenai interaksi mereka dengan orang lain, mengenai interaksi mereka dengan teknologi, yang kemudian aku jadi dapat insight gitu tentang perilaku mereka, keseharian mereka, dan lain sebagainya untuk nantinya diimplementasi ke produk-produk itu supaya produk-produk itu bisa digunakan oleh orang-orang dengan mudah dan dengan menyenangkan. Seperti itu kira-kira gambarannya tentang UX” tutur Ayu.

Menurut Ayu ilmu dan pengalamannya yang didapat saat kuliah di jurusan psikologi sangat bermanfaat di tempat kerjanya, terutama skill riset dan memahami decision making pelanggan yang dipelajari pada mata kuliah psikologi dasar dan psikologi kognitif.

Acara berlangsung sangat interaktif. Beberapa peserta yang penasaran tentang bagaimana lika-liku dunia kerja bagi lulusan psikologi di era 4.0 ini aktif bertanya pada sesi tanya jawab di akhir acara. Panitia acara berharap acara ini dapat menjawab kegalauan para peserta tentang lapangan kerja yang memungkinkan untuk mereka pilih setelah lulus kuliah nanti.

Guess Lecture Series “Industrial and Organizational Psychology”: Industrial Psychology

$
0
0

Senin (22/3) telah diselenggarakan acara “Industrial and Organizational Psychology” Online Lecture Faculty of Psychology edisi ke 4. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian acara Guest Lecture Series yang diadakan Fakultas Psikologi UGM hingga bulan Mei mendatang.

Acara berlangsung pukul 10.30 hingga 12.10 WIB dan diikuti oleh mahasiswa program studi S1 Psikologi Reguler dan International Undergraduate Program (IUP) Psikologi Fakultas Psikologi UGM.

Pemateri yang mengisi acara ini adalah Budi Mumandari, Vice President Human Resource PT British Petroleum. Dalam acara ini ia menceritakan perjalanan karirnya mulai dari kuliah hingga bekerja di British Petroleum.

Dalam pemeparannya Budi memfokuskan pada tiga pokok pembahasan yaitu mengenali apa aitu British Petroleum (BP), apa yang dilakukannya di British Peetroleum dalam memanajemen sumber daya manusia di dalamnya, dan kompetensi apa saja yang dibutuhkan untuk dapat bersaing dalam perusahaan internasional.

Ia tidak banyak menayangkan slide powerpoint karena ia lebih suka menggunakan sebagian besar waktunya untuk berdiskusi dengan peserta. Dengan itu ia berharap akan lebih terjalin dialog yang komunikatif dengan pemahaman yang lebih baik.

British Petroleum merupakan sebuah perusahaan minyak dari Inggris. Sebagai produsen beberapa produk minyak, British Petroleum memang kurang familier di telinga masyarakat Indonesia. Namun sebenarnya British Petroleum mempunyai beberapa anak perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

“Kita mempunyai kurang lebih 64.000 pekerja di seluruh dunia. Dan kami mengoperasikan perusahaan kami di hampir kurang lebih 60 negara di seluruh dunia” tutur Budi.

Untuk staf dari Indonesia sendiri di British Petroleum ada sekitar kurang lebih 960 orang. British Petroleum juga mempunyai kilang minyak di Papua. Proyek itu bernama Tangguh LNG. Proyek itu menyerap tenaga kerja sekitar 10.000 orang.

Sebagai sebuah perusahaan minyak, British petroleum mempunyai sudut pandang yang visioner. British petroleum berusaha menjadi sebuah perusahaan minyak yang ramah lingkungan. Budi menjelaskan British Petroleum mempunya visi baru yaitu reimagining energy for people and our planet.

“Apa itu artinya? Kami ingin menjadi perusahaan yang lebih hijau, kami ingin mendukung Perjanjian Paris dalam hal Net Zero, kami ingin mengurangi karbon dalam operasi dan produksi kami” jelas Budi.

Selanjutnya Budi juga menjelaskan bagaimana sirkulasi manajemen sumber daya manusia di British Petroleum. Budi membaginya menjadi lima bagian besar yaitu joining, performing, growing, managing, dan leaving. Pertama, joining merupakan pintu masuk bagi calon karyawan atau pekerja ke dalam perusahaan British Petroleum. Mereka akan mengikuti seleksi kerja dan akan ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan kompetensinya. Kedua, performing adalah mengatur tentang performa karyawan dan memberikan reward untuk pekerja. Ketiga, growing yaitu mengidentifikasi, membangun dan mengembangkan skill dari pekerja.  Keempat, managing yaitu mengelola dan memproses data tiap-tiap pekerja. Dan bagian kelima, leaving adalah bagaimana perusahaan mengatur perpindahan pekerja.

Pada bagian akhir Budi juga memutar video yang berisi tentang profil singkat perusahaan British Petroleum. Setelah itu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berlangsung sangat interaktif. Peserta sangat antusias untuk lebih memahami bagaimana bekerja di perusahaan berlevel internasional.

Panitia acara berharap dengan mengikuti acara ini peserta mempunyai wawasan faktual tentang dunia kerja di tingkat internasional dan bagaimana kompetensi keilmuan psikologi sangat dibutuhkan di dalamnya.

Ethical Issues in Group Counseling

$
0
0

Selasa (23/3) Office of Cooperatian, International Affairs, and Alumni (OCIA) Fakultas Psikologi UGM mengadakan acara kuliah tamu dengan topik “Ethical Issues in Group Counseling”. Acara yang dihadiri oleh 150 peserta ini, berlangsung pada pukul 07.30 WIB sampai 09.10 WIB. Acara ini merupakan rangkaian acara Internasional Guest Lecture Series yang dihelat oleh OCIA di tahun ini.

Narasumber acara kali ini adalah Manali Roy, Ph.D  yang merupakan seorang Psikolog Klinis dari Rumah Sakit North Central Bronx. Roy menjelaskan seputar terapi kelompok, termasuk tipe-tipe dari terapi kelompok, yaitu terapi kelompok open, close, psychoeducational groups, and process-oriented groups. “Kelompok tertutup adalah sesuatu di mana setiap orang memulai pada satu titik dan semua orang berakhir pada titik yang sama serta tidak ada orang yang keluar dan masuk dari kelompok”, terang Roy.

Sementara psychoeducational groups adalah kelompok terapi yang memilih suatu topik kemudian dibahas oleh terapis yang bertindak sebagai guru. Topik atau isu yang dipilih contohnya seperti mengatasi kecemasan, “Terapis mengajarkan tentang keterampilan yang sehat dan menetapkan tujuan untuk kelompok”, jelas Roy. Selain itu, dalam psychoeducational groups, seorang terapis tidak perlu terlalu memerhatikan dinamika antar anggota dalam kelompok. Sedikit berbeda dengan psychoeducational groups, process-oriented groups memiliki agenda yang lebih memerhatikan dinamika yang terjadi dalam kelompok, “Bagaimana seseorang berperilaku, bagaimana seseorang menanggapi orang lain”.

Kemudian penjelasan dilanjutkan dengan pemaparan terkait faktor terapeutik. Terdapat 13 hal yang menjadi faktor terapeutik, salah satunya adalah universality. Makna dari universality adalah ketika anggota dalam kelompok berbagi tentang perasaan mereka, berbagi tentang pemikiran, atau beberapa masalah yang mungkin sama, akan membuat Anda merasa tidak sendirian ketika menghadapi segalanya. “Perasaan merasa tidak sendiri adalah faktor terpenting dalam terapi kelompok karena anggota akan mengerti bahwa banyak orang yang juga memiliki banyak masalah yang sulit, memiliki masalah yang berbeda dan perasaan tidak sendiri membantu anggota dalam menjalani proses terapi”, jelas Roy.

Selain menjelaskan tentang tipe kelompok terapi dan faktor terapeutik, Roy juga menjelaskan kaitannya dengan prinsip umum dari standar etik konseling kelompok. Berdasarkan pemaparan Roy, terdapat lima prinsip umum dari standar etik, yaitu beneficience and nonmaleficence, fidelity, and responsibility, integrity, justice, and respect for people’s rights, and dignity. Kemudian Roy melanjutkan penjelasan tentang kode etik, yang terdiri dari beberapa hal, diantaranya resolving ethical issues, competence, human relations, privacy and confidentiallity, dan lain sebagainya.

Setelah sesi pemaparan materi berakhir, panitia membuka sesi tanya jawab bagi peserta. Meskipun di awal terlihat ragu dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan bahasa, namun pada akhirnya peserta aktif mengajukan pertanyaan setelah pihak panitia memberikan dorongan agar jangan takut salah meskipun kemampuan berbahasa Inggris yang dimiliki terbatas. Panitia berharap dengan diadakannya acara ini peserta bisa lebih memahami lagi tentang kode etik yang berkaitan dengan konseling kelompok agar di masa yang akan datang tidak terjadi pelanggaran kode etik yang dapat merugikan berbagai pihak.

Rahasia Memotivasi Siswa: Perspektif Psikologi

$
0
0

Sabtu (27/3) Kapsigama berkerjasama dengan OCIA (Office of Cooperation, International Affairs, and Alumni) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada dan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada mengadakan acara dengan tajuk Psikolog Masuk Sekolah “Rahasia Memotivasi Siswa : Perspektif Psikologi”. Acara ini mengulas tentang bagaimana memotivasi siswa dalam belajar berdasarkan teori-teori psikologi pendidikan.

Acara berlangsung mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.45 WIB. Peserta acara ini adalah guru dan tenaga pendidik hingga kepala sekolah mulai pendidikan tingkat dasar, menengah, hingga tingkat atas. Mereka datang dari berbagai sekolah di berbagai daerah di Indonesia.

Acara diawali oleh beberapa kata sambutan. Kata sambutan pertama dari Ketua Kapsigama Prabaswara Dewi S.Psi., Psikolog. Kemudian kata sambutan kedua disampaikan oleh Kaprodi Magister Profesi Fakultas Psikologi UGM Dr. Sumaryono, M.Si. Selanjutnya kata sambutan ketiga disampaikan oleh Direktur Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (P3GTK) Dr. Praptono, M. Ed., sekaligus membuka acara ini.

Pemateri pada acara ini adalah Dr. Yuli Fajar Susetyo, M.Si., Psikolog, dosen Fakultas Psikologi UGM yang ahli dalam bidang Psikologi Pendidikan. Selain menjadi dosen ia juga dikenal sebagai trainer dan motivator di bidang pendidikan. Yuli juga menulis beberapa buku tentang pendidikan dan motivasi.

Pada kesempatan ini Yuli memaparkan materi tentang bagaimana memotivasi siswa dalam belajar melalui sudut pandang psikologi. Sebelum memaparkan apa saja strategi tentang motivasi, Yuli mengajak peserta untuk lebih memahami dahulu tentang siswa yang dihadapinya dalam profesi sehari-harinya sebagai seorang pengajar.

Yuli menekankan bahwa tidak ada jalan pintas dalam memahami peserta didik. Setiap siswa adalah unik dengan berbagai potensi yang ada di dalamnya. Oleh sebab itu Yuli tidak memberikan tips-tips praktis yang siap pakai dalam menghadapi siswa. Sebaliknya, Yuli mengajak para guru untuk memahami dasar teoretis tentang motivasi anak dalam belajar secara komprehensif.

“Tujuan pertemuan kita adalah kita mencoba membuat sebuah pemahaman bersama tentang hal-hal penting yang harus kita fahami, lalu bapak ibu akan mengkonstruk sendiri bagaimana cara menerapkannya di sekolah” jelas Yuli.

Yuli menjelaskan bahwa sebelum memotivasi siswa, maka gurupun diajak memahami diri sendiri apakah sudah termotivasi dalam mengajar. Hal itu penting karena kondisi diri sendiri sangat mempengaruhi performa guru dalam menangani siswa. Di samping itu guru juga akan menjadi model bagi siswa dalam memotivasi dirinya sendiri dalam belajar. Kegigihan guru akan menjadi inspirasi murid-muridnya.

“Jika dipandang secara luas bukan hanya bicara motivasi untuk prestasinya tinggi, tapi lebih luas dari itu kita menjadi inspirasi mereka agar mereka itu punya motivasi menjadi orang yang besar, berkontribusi. Kemudian menjadi orang yang tidak pernah jatuh hanya karena persoalan kecil” tutur Yuli.

Dalam pemaparannya tentang motivasi Yuli banyak memberikan teori-teori dasar pendidikan seperti kecerdasan majemuk, self-fulfilling propechy, efikasi diri, self-worth theory, teori kognitif sosial dan lain sebagainya. Semuanya dijelaskan secara terperinci dan dikaitkan dengan contoh-contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta dapat lebih mudah memahaminya. Namun Yuli juga menjelaskan bahwa dalam memotivasi belajar anak, guru harus tetap memperhatikan aspek kesejahteraan dan kebahagiaan anak.

Acara berlangsung dengan lancar dan interaktif. Peserta secara antusias bertanya dan tentang motivasi yang baik dan benar dari sudut pandang psikologis. Panitia acara berharap dengan diadakannya acara ini dapat memberikan semangat kepada guru dan para pendidik yang hadir dalam acara ini mendapatkan wawasan tentang teori motivasi dan dapat mengaplikasikannya kepada siswa didiknya sesuai dengan karakter dan kebutuhannya.

Viewing all 1378 articles
Browse latest View live