Quantcast
Channel: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Viewing all 1332 articles
Browse latest View live

Theory Building Training Intermediate Level

$
0
0

Jumat (25/9) dilaksanakan sesi pertama Theory Building Training (TBT) Intermediate Level secara daring oleh Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) Universitas Gadjah Mada. TBT ini merupakan agenda rutin CICP yang dilaksanakan sekali dalam setahun. Pada awalnya kegiatan ini urung direncanakan dikarenakan kondisi pandemi Covid-19, hingga kemudian akhirnya diputuskan untuk tetap melaksanakan agenda ini secara daring.

Sebanyak 67 peserta dari berbagai universitas di Indonesia mengikuti kegiatan ini. “Walaupun diselenggarakan secara daring semoga tetap dapat menampung manfaat yag sangat besar” ungkap kepala CICP Haidar Buldan Thontowi, S.Psi., M.A. Lebih jauh lagi Haidar menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan mendorong peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan hasil penelitiannya terkait Indonesia kepada masyarakat Internasional.

Pemateri pada sesi pertama ini adalah Dr. Bagus Riyono, M.A. Psikolog, dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Grounded Theory sesi Pendekatan Kualitatif menjadi fokus materi yang disampaikan pada sesi ini. “Kualitatif pada tataran awal tidak dimaksudkan untuk men-generalisasi” jelas Bagus.

Lebih jauh lagi Bagus menjelaskan “sikap peneliti kualitatif harus berangkat dari keingintahuan dan keterbukaan untuk mendapatkan yang diperolah dari data. Jangan terlalu yakin bahwa hasil penelitian sesuai yang dibayangkan. Peneliti harus siap denga kejutan”.

Sesi kedua dari TBT diselenggarakan hari berikutnya, Sabtu (26/9) dengan narasumber Haidar Buldan Thontowi, S.Psi., M.A., yang juga merupakan dosen Fakultas Psikologi UGM. Sesi kedua ini mengangkat tema Survei Eksperimen Online sesi Pendekatan Kuantitatif. Umumnya, tantangan dalam melakukan eksperimen online adalah platform yang berbayar, namun terdapat salah satu alternatif platform online yang dapat digunakan yaitu google form. Buldan juga melakukan demonstrasi pembuatan eksperimen sederhana menggunakan google form dan randomisasi dengan allocate monster, web gratis untuk melakukan randominasi perlakuan perlakuan pada eksperimen, jelas Buldan.

“Yang agak tricky dalam melakukan eksperimen online adalah merancang randominasasi alur eksperimen”. Perlu persiapan yang matang dalam pembuatan kuisioner atau alat ukur yang akan digunakan, untuk kemudian dilakukan uji coba atau pilot study, sehingga penting untuk membuat desain eksperimen yang kokoh, jelasnya.

Sesi tersebut diakhiri dengan sesi tanya jawab dengan peserta. Diharapkan setelah selesai mengikuti kegiatan ini peserta dapat memahami pengambilan dan analisis data dengan metode grounded theory dan metode survei eksperimen pada riset daring, sehingga eksperimen daring dapat menjadi alternatif metode penelitian di masa pandemi ini.


Budi Andayani

$
0
0

budi_andayaniNama Lengkap:
Dr. Budi Andayani, MA

Email:
anikoentjoro[at]ugm.ac.id

Ariana Marastuti

$
0
0

Nama Lengkap:
Ariana Marastuti, S.Psi., MSW

Email:
amarastuti[at]ugm.ac.id

Pengen Ngobrol: The Journey & Career In Industrial & Organizational Psychology

$
0
0

Pengen Ngobrol, kegiatan daring yang diadakan untuk memberikan perspektif karir di bidang psikologi kembali diselenggarakan pada Sabtu, 26 September 2020. Kegiatan kolaborasi dengan Unit Kerjasama Hubungan Internasional dan Alumni Fakultas Psikologi (OCIA) Fakultas Psikologi UGM kali ini mengangkat topik khusus, karir pada bidang Psikologi Industri dan Organisasi.

Narasumber pada sesi kali ini yaitu, Fajar Widhi S., HR Consultant & Practitioner yang juga merupaka alumni Fakultas Psikologi UGM angkatan 2007 dan Khusni Mustaqim, Human Resources Businness Partner di Coca Cola Amatil Indonesia. Khusni juga merupakan alumni Fakultas Psikologi UGM, angakatan 2008.

Acara dihadiri oleh 100 peserta melalui Zoom Meeting dan ditayangkan juga live melalui channel Youtube Kanal Pengetahuan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Fajar membuka sesi sharing pertama dengan menceritakan mengenai pengalamannya dalam meniti karir di bidang Psikologi Industri dan Organisasi. Beliau juga memberikan pandangan mengenai dunia kerja dan hal-hal penting yang perlu untuk dimiliki bagi para pekerja, pencari kerja maupun para calon pencari kerja. Menurut Fajar, kemampuan untuk adaptasi di dunia kerja sangat penting, agar dapat selalu berkembang dan exist di dunia kerja. Lebih lanjut ia menjelaskan, “learning agility sangat penting, dan harus adaptif dengan kebutuah yang diminta oleh pasar”.

Menyambung hal tersebut, narasumber kedua, Khusni Mustaqim, menyampaikan perspektifnya mengenai pentingnya memiliki kemauan untuk terus berkembang dan belajar. Saat kuliah, Khusni menjelaskan bahwa ia umumnya tertarik pada mata kuliah pada ranah psikologi sosial, namun setelah bekerja di bidang industri, ilmu malah mendukungnya dalam pekerjaan, sehingga penting bagi kita untuk tidak mengotak-kotakkan ilmu, belajar sebanyak mungkin hal, karena pelajaran itu nantinya akan menunjang di kemudian hari. Ia juga menjelaskan mengenai divisi yang umum pada suatu organisasi, khususnya pada bidang industri organisasi, HRDP, Recruitment, Learning & Development, Industrial Relation, Remuneration & Payroll, Organization Development, HRIS dan General Affair. Namun posisi atau divisi tersebut umumnya bisa berbeda pada tiap organisasi, menyesuaikan dengan kebutuah masing-masing.

Pasca sesi sharing dari kedua narasumber, acara dialnjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator.

Melalui acara ini, diharapkan penjelasan dan pengalaman yang dibagikan oleh narasumber dapat memberika gambaran yang lebih luas mengenai opsi karir di bidang Psikologi Industri & Organisasi.

Hotline Layanan Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Psikologi UGM

Workshop Pengenalan dan Pengolahan Data IFLS oleh Magister Psikologi UGM

$
0
0

(2/10) Era pandemi COVID-19 menjadi tantangan tersendiri bagi para peneliti di bidang psikologi dalam melaksanakan penelitian, khususnya pada proses pengambilan data. Data yang umumnya diperoleh melalui tatap muka langsung dengan partisipan dengan wawancara, penyebaran skala dan kuisioner maupun eksperimen di setting laboratorium, kali ini menjadi tidak semudah biasanya karena adanya protokol kesehatan dan physical distancing harus diterapkan.

Berdasarkan hal ini, Magister Psikologi Fakultas Psikologi UGM dan Himpunan Mahasiswa Magister Psikologi UGM mengadakan Workshop Pengenalan dan Pengolahan Data Indonesia Famlily Life Survey (IFLS). Tujuannya untuk memberikan gambaran alternatif lain bagi peneliti dalam melakukan penelitian, khusunya bagi mahasiswa yang akan melakukan tugas akhir, baik skripsi maupun tesis.

Acara ini dibuka untuk umum secara gratis dan diharidi oleh 170 peserta dari UGM maupun luar UGM. Dibuka dengan sambutan singkat dari Bhina Patria, S.Psi., M.A., Dr. rer. pol. selaku Ketua Prodi Magister Sains Psikologi, beliau menyampaikan “IFLS potensinya sangat tinggi untuk dijadikan sumber data dalam penelitian tesis atau skripsi, karena banyak variabel psikologis dan data dapat diunduh dengan mudah”.

Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan sesi pemaparan oleh pemateri, Dian Fakhrunnisak, M.A. alumni Magister Psikologi UGM. Dian menyampaikan dasar-dasar dalam memilah data IFLS sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing peneliti. Sebelumnya, partisipan telah dibekali dengan bahan berupa data set dari IFLS oleh panitia agar dapat melakukan simulasi pencarian data, karena data pada survei IFLS merupakan data yang beragam, tidak hanya menyangkut variabel psikologi serta partisipan yang massive, sehingga perlu mengetahui trik dalam pencarian data. Sesi pertama berlangsung pada pukul 09.00 – 11.00 WIB, kemudian disambung kembali pada sesi kedua, pukul 13.00 – 15.00 WIB.

Sesi kedua dilanjutkan dengan praktik pengolahan data menggunakan syntax pada SPSS yang dipandu oleh pemateri. Peserta diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan mengajukan pertanyaan pada narasumber selama sesi berlangsung.

Budi Purwanto

$
0
0

budiNama Lengkap:
Drs. Budi Purwanto, M.Si

Email:
budi.purwanto[at]ugm.ac.id

 

Fauzan Heru Santhoso

$
0
0

fauzanNama Lengkap:
Fauzan Heru Santhoso, M.Si., Ph.D.

Email:
fauzan[at]ugm.ac.id

Homepage: http://fauzan-psy.staff.ugm.ac.id


Wahyu Widhiarso

$
0
0

wahyuNama Lengkap:
Wahyu Widhiarso, S.Psi., M.A.

Email:
wahyu_psy[at]ugm.ac.id

Homepage: http://widhiarso.staff.ugm.ac.id

Pengen Ngobrol: The Journey and Career in Forensics Psychology

$
0
0

(3/10) Meniti karir pada bidang psikologi forensik di Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi lulusan psikologi. Tidak hanya itu, bidang yang tergolong cukup baru di Indonedia ini juga menarik minat khalayak umum untuk mengetahui lebih lanjut mengenai psikologi forensik. Hal tersebut menjadi latar belakang diadakannya Pengen Ngobrol Episode 5, dengan mengangkat topik The Journey and Career in Forensics Psychology.

Kali ini tim Pengen Ngobrol yang berkolaborasi dengan Unit Kerjasama Hubungan Internasional dan Alumni Fakultas Psikologi (OCIA) Fakultas Psikologi UGM menggandeng Putri Marlenny P. dan Lucia Peppy Novianty sebagai pembicara pada episode kelima Pengen Ngobrol.

Acara yang dihadiri oleh 100 peserta ini, dibuka dengan sesi pengantar singkat dari moderator dan dilanjutkan dengan sesi pemaparan dari permbicara pertama, Lucia Peppy Novianty. Peppy merupakan alumni dari Fakultas Psikologi UGM dan CEO dari Wiloka Workshop. Disamping itu, ia juga merupakan Psikolog Berkualifikasi Forensik dari BNSP. Pada pemaparannya, Peppy menjelaskan mengenai Psikologi Forensik di Indonesia, seperti area penanganan dan lingkup kerja. Umumnya, Psikolog Forensik maupun Asisten Psikolog Forensik akan berkontribusi mulai dari pra proses, pelaksanaan hingga pasca pelaksanan suatu proses hukum. Adapun contohnya, proses pmeriksaan kasus pada korban tersangka, warga binaan, proses rehabilitasi, hingga mejadi saksi ahli. Secara lebih lanjut, “area dari psikologi forensik sangat luas dan tidak hanya terbatas pada psikologi klinis saja” ujar Peppy. Karena di lapangan, latar belakang pengetahuan di bidang psikologi sosial maupun organiasi juga akan membantu, tergantung pada pada kasus-kasus yang terjadi.

Sejalan dengan hal tersebut, pada sesi kedua, Putri Marlenny, yang juga merupakan alumni Fakultas Psikologi UGM dan saat ini aktif sebagai Koordinator Pelaksanaan Program Revolusi Mental di Dinas Pendidikan Kota Semarang membagikan pengalamannya selama bekerja di bidang Psikologi Forensik, khususnya pada setting pendidikan. Putri mengatakan bahwa selain menjadi pendamping selama proses kasus, para lulusan psikologi juga dapat menjadi evaluator dalam pembuatan kebijakan publik.

Pasca sesi sharing dari kedua narasumber, acara ditutup dengan sesi diskusi yang dipandu oleh moderator.

Kuliah Umum: COVID-19 and The Brain

$
0
0

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada berkolaborasi dengan Unit Kerjasama Hubungan Internasional dan Alumni Fakultas Psikologi (OCIA) Fakultas Psikologi UGM, selenggarakan kuliah umum internasional pertama pada semester ini, dengan mengangkat topik COVID-19 and The Brain.

Acara ini merupakan seri kuliah umum yang wajib diikuti oleh mahasiswa S1, IUP dan S2 Magister Psikologi yang mengambil kelas Biopsychology II dan Neuropsychology. Disamping itu, acara juga dapat diikuti oleh masyarakat umum.

Adapun acara dilaksanakan pada hari Jumat, 9 Oktober 2020 pukul 07.30 – 09.10 WIB secara daring melalui Zoom Meeting dan dihadiri oleh 512 partisipan, baik mahasiswa, dosen dan umum.

Prof. Elkhonon Goldberg, Ph.D., ABPP-CN, yang merupakan Clinical Professors of Neurology, New York University School of Medicine berkesempatan untuk menjadi pemateri pada sesi kali ini. Ia menjelaskan mengenai efek dari COVID-19 terhadap otak dan kesehatan mental.

Lebih lanjut, Prof. Elkhonon menyampaikan mengenai gejala-gejala neurologis yang muncul pada pasien di berbagai negara, diantaranya Turki, Perancis, China dan Spanyol, yakni anosmia (berkurannya kemampuan membau) dan ageusa (berkurangnya kemampuan indera pengecap). Disamping itu, ia juga menyampaikan bahwa COVID-19 juga dapat memiliki efek terhadap kondisi kesehatan mental jangka panjang pada masyarakat umum di Amerika Serikat.

Acara ditutup dengan sesi tanya jawab dan pada akhir sesi, Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D, Psikolog, selaku perwakilan dari Fakultas Psikologi UGM menyampaikan harapan untuk dapat berkolaborasi dengan narasumber dalam penelitian mendatang.

KDM: Relasi Keluarga dan Perilaku Bunuh Diri Remaja

$
0
0

(9/10) Bertepatan dengan hari kesehatan mental dunia yang jatuh pada tanggal 10 Oktober, Promovendus Club (PC) Program Doktor Ilmu Psikologi selenggarakan Kolokium Dua Mingguan (KDM) dengan mengangkat topik Relasi Keluarga dan Perilaku Bunuh Diri Remaja: Multiple Case Study.

Acara yang merupakan agenda rutin ini dibuka dengan sambutan singkat dari Bapak Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Prodi Doktor Ilmu Psikologi. Dimulai pada pukul 09.30 – 11.00 WIB secara daring melalui Zoom Meeting, acara kemudian dilanjutkan dengan sesi pemaparan oleh pembicara, Dr. Tience Debora Valentina, M.A., Psikolog yang merupakan alumni Program Doktor Ilmu Psikologi Fakultas Psikologi UGM. Beliau juga merupakan Dosen Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana.

Narasumber membahas mengenai Relasi Keluarga dan Perilaku Bunuh Diri Remaja yang merupakan disertasinya. Ia menjelaskan mengenai dasar teori, metode, hasil dan catatan-catatan yang didapat selama penelitian. Adapun penelitian dilaksanakan pada partispan yang remaja dan keluarga yang pernah melakukan percobaan bunuh diri.

Berdasarkan data WHO (2018), bunuh diri merupakan penyebab kematian tertinggi kedua pada kelompok usia 15-29 tahun. Akan tetapi, menurut Dr. Tience Debora Valentina, M.A., Psikolog, kelurga memegang peranan penting dalam hal ini. Lebih lanjut ia mengungkapkan, “Keluarga merupaka faktor penting yang dapat menguatkan atau mensupport perilaku bunuh diri remaja, karena keluarga merupakan tempat terdekat dan perkembangan awal bagi remaja”. Sehingga, berdasarkan hal tersbut, penting untuk memiliki relasi dan pola komunikasi yang baik dalam keluarga.

Pasca pemaparan, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator.

Selain dilangsungkan secara daring melalui Zoom Meeting, acara yang diikuti oleh 90 partisipan ini juga disiarkan live melalui channel Youtube Doktorpsi UGM.

Penutup Seminar Series UPKM, Family-Friendly Policy in Post Covid

$
0
0

Unit Pengembangan Kualitas Manusia (UPKM) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada selenggarakan penutup dari rangkaian Seminar Series Post COVID Quality of Work Life pada Sabtu, 10 Oktober 2020 secara daring melalui Zoom Meeting pada pukul 10.00 – 11.30 WIB, bertepatan dengan hari kesehatan mental dunia.

Topik penutup yang diangkat pada sesi kali ini yaitu, Family-Friendly Policy in Post Covid: Work-Family Life Balance From Family Srength Perspective, dengan menggandeng Diana Setiyawati, M.HSc.Psy., Ph.D, salah satu dosen di Fakultas Psikologi UGM sekaligus Kepala Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM sebagai pembicara.

Diana menyampaikan bahwa setiap pekerja dalam suatu organisasi smerupakan bagian dari sebuah keluarga, terlepas dari apapun perannya. Namun, kondisi situasi pandemi saat ini, dimana para pekerja dihadapkan dengan situasi yang mengharuskan untuk Work from Home (WFH) maupun Work from Office (WFO) dapat menimbulkan tekanan tersendiri. Terlebih lagi, umumnya kebijakan publik yang dibuat belum mengacu pada keluarga, “karyawan umumnya dilihat sebagai perkerja, bukan bagian dari keluarga” tambahnya. Padahal ketika keluarga menjadi dasar kebijakan, maka akan banyak well-being yang tercapai. Apabila keluarga yang fungsional tercapai, maka akan mengarahkan pada individu yang sehat mental dan produktivitas kerja pun akan tercapai.

Pasca sesi pemaparan, acara yang dihadairi oleh 85 partisipan ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipadu oleh modertor.

Melalui acara ini, diharapkan dapat memberikan pandangan kepada partisipan dan masyarkat luas mengenai pentingnya keluarga sebagai fondasi dalam pembuatan kebijakan publik.

The Future of Psychology in Digital Era, Kegiatan Sharing Alumni oleh Lab MBB

$
0
0

(10/10) Laboratorium Mind, Brain and Behaviour Fakultas Psikologi UGM selenggarakan sharing session dengan alumni. Acara dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting dan terbuka bagi mahasiswa, alumni serta masyarakat umum.

Dibuka pada pukul 15.00 WIB dengan sambutan dari Ketua Lab MBB, Galang Lufityanto, M.Psi, Ph.D, acara dilanjutkan dengan sesi sharing alumni yang menghadirkan Samudra F. Jammaluddin (Digital Content Creator/Writer), Gloria Excelcise (UX Researcher) dan Satrio Priyo (Senior UX Researcher). Ketiganya merupakan alumni yang saat ini aktif bekerja di ranah digital.

Pada sesi pertama Samudra yang aktif untuk menulis konten psiklogi di Quora membahas mengenai, implementing academic & research in digital content. Menurutnya, menulis konten ilmiah psikologi bagi masyarakat umum memiliki tantangan tersendiri, diantaranya minat baca masyarakat yang masih rendah. Mengatasi hal ini, Samudra menyampaikan bahwa penting untuk dapat menyampaikan gagasan dan ide secara logis dan runtut, disamping itu ilustrasi gambar juga dapat menjadi salah satu elemen yang akan menambahkan nilai tertentu di mata pembaca.

Selanjutnya Gloria Excelcise, yang saat ini aktif sebagai UX Researcher di Mamikos, membagikan gambaran dan pengalamannya selama bekerja. Ia menjelaskan mengenai perbedaan UI dan UX, dan bagaimana proses UX di desain untuk memudahkan user ketika menggunakan produk yang dibuat. Menurutnya empati merupakan kunci dari proses desain.

Pembicara ketiga, Satrio Priyo yang merupakan Senior UX Researcher di Mamikos, menyampaikan mengenai pengalamannya terjun ke dunia UX. Menurutnya, pengalaman riset merupakan menjadi elemen kunci dalam pembuatan portofolio yang akan digunakan saat melamar pekerjaan sebagai UX. Karena umumnya tugas yang dilakukan adalah melaksanakan penelitian, maka pengalaman menjalankan sebuah riset akan sangat membantu di kemudian hari.

Disamping itu, pembicara keempat  Zindy Ilmanafia, alumni Fakultas Psikologi UGM Angkatan 2014, yang saat ini aktif sebagai UX Researcher di Jabar Digital Service, Unit Pelaksana Teknis dibawah naungan Dinas Kominfo Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga menyampaikan mengenai pengalamannya bekerja di dunia UX Research. Zindy menyampaikan, “desain bertujuan agar user bisa secara intuitive sampai dari A ke B”. Jadi dalam sebuah aplikasi digital maupun website, penting untuk memahami sudut pandang user.

Berdasarakan penyampaian dari narasumber, kunci penting dari sebuah desain yaitu empati dan memahami sudut pandang user, guna terciptanya desain yang fungsional. Dalam hal ini, psikologi memiliki peran penting dalam kajian kognitif dan perilaku manusia pada proses desain. Sehingga, saat kesempatan bagi lulusan psikologi untuk berkarir dan berkontribusi di ranah UX Research sangat terbuka.

Melalui acara ini, diharapkan partisipan acara dan masyarakat secara luas mendapat perspektif mengenai potensi dan peluang dari ilmu psikologi untuk dapat berkontribusi di dunia digital kedepannya.

Memahami Spektrum Kesehatan Mental: Dari Keluarga hingga Adiksi

$
0
0

Jumat (9/10) Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan webinar dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa Dunia yang bertepatan dengan tanggal 10 Oktober. Tema yang diusung Hari Kesehatan Jiwa Dunia tahun ini adalah Mental Health for All, Greater Investment-Greater Access. Everyone, Everywhere – Kesehatan Jiwa untuk Semua, Peningkatan Investasi, Peningkatan Akses, untuk Setiap Orang Dimanapun. Tema ini diangkat untuk mendorong masyarakat agar bersama-sama bersatu dan menyatkuan suara dalam menggerakkan agenda berinvestasi dalam kesehatan jiwa agar menjadi perhatian yang lebih dan meningkatkan akses pelayanan kesehatan jiwa, sehingga jiwa yang sehat dapat terwujud secara nyata untuk setiap orang, dibelahan dunia manapun berada.

Webinar ini diselenggarakan secara umum dan terbuka bagi masyarakat dari semua latar belakang. Terdapat beberapa narasumber yang ahli di bidangnya hadir sebagai pemateri acara ini, mereka adalah dr. Siti Kalimah, Sp.KJ, M.A.R.S (Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan RI), Dr. John DeFrain (Peneliti dan Ahli Keluarga dari Nebraska-Lincoln University) dan dr. Gunawan Setiadi, MPH Pendiri Panti Rehabilitasi Jiwa dan Narkoba “Tirto Jiwo”. Acara ini dihadiri pula oleh beberapa psikolog puskesmas dari beberapa daerah di Yogyakarta yang turut berbagi pengalaman dan cerita selama berkiprah  lebih dari 10 tahun sebagai psikolog puskesmas.

Tema yang diusung oleh webinar CPMH ini sendiri adalah “Memahami Spektrum Kesehatan Mental: Dari Keluarga Hingga Adiksi”.

Acara dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerjasama, Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, M.Med.Sc., Ph.D. Ia berharap pertemuan ini akan bermanfaat dan memperkuat jejaring antar teman-teman yang peduli pada dunia kesehatan mental.

Sebagai pemateri utama, dr. Siti Kalimah, Sp.KJ, M.A.R.S mengungkapkan bahwa 30% pasien yang datang ke Puskesmas adalah pasien yang memiliki permasalahan terkait kesehatan psikologis. Ia juga menambahkan bahwa penanganan kesehatan jiwa tidak berhenti pada penyembuhan namun juga harus memiliki efek dalam meingkatkan kualitas hidup pada individu.

Pada sesi kedua, Dr. John DeFrain, menyampaikan materi terkait cara membangun keintiman yang tulus dengan satu sama lain. DeFrain menjelaskan proses ini melalui pengalaman yang ia alami dengan keluarganya.

Pemateri ketiga dr. Gunawan Setiadi, MPH juga turut menyampaikan materi yang bertajuk “Pelayanan Rehabilitasi Psikososial untuk Semua”. “Kita tahu Psikolog dan Psikiater masih terpusat di kota-kota besar. Untuk itu kita perlu mengoptimalkan pelayanan online untuk memperluas jangkauan layanan.”

Diharapkan dengan terselenggaranya webinar ini dapat menigkatkan kesadaran bersama bagaimana kesehatan jiwa adalah aspek yang meliputi seluruh kesehatan, baik di kehidupan individu, masyarakat maupun kehidupan global.


Koentjoro

$
0
0

koentjoroNama Lengkap:
Prof. Drs. Koentjoro. MBSc. Ph.D Psikolog

Email:
koentjoro[at]ugm.ac.id

Homepage:
http://koentjoro-psy.staff.ugm.ac.id

International Guest Lecture Series: How Technology Shapes Human Lives Across Time

$
0
0

Jumat (16/10), Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada selenggarakan International Guest Lecture Series yang kedua secara daring.

Seri kali ini menggandeng Ahmed Abdelaal, Ph.D, Program Coordinator – Manufacturing & Mechanical Engineering Technology di Texas A&M University, dengan mengangkat topik How Technology Shapes Human Lives Across Time.

Acara dihadiri oleh 60 peserta yang diantaranya merupakan dosen dan mahasiswa, khususnya mahasiswa magister yang mengambil kelas psikologi teknologi Fakultas Psikologi UGM.

Secara garis besar materi yang disampaikan oleh narasumber berkaitan dengan sejarah perkembangan teknologi diantaranya aglikultur dan industrial revolution, serta bagaimana hal tersebut mempengaruhi manusia dalam berperilaku hingga saat ini.

Pasca pemaparan, acara ditutup dengan sesi tanya jawab anatara nasumber dan beberapa peserta dipandu oleh Yopina Galih Pertiwi, S.Psi., M.A., Ph.D., selaku moderator dan dosen pengampu pada mata kuliah Psikologi Teknologi.

Pelepasan Wisudawan Pascasarjana dan Pengambilan Sumpah Psikolog Daring  

$
0
0

Rabu (21/10) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Pelepasan Wisudawan/Wisudawati Periode I Tahun Akademik 2020/2021 Program Pascasarjana. Acara ini diikuti oleh 39 mahasiswa pascasarjana Program Studi Doktor Ilmu Psikologi, Magister Psikologi dan Magister Psikologi Profesi.

Jumlah lulusan pada periode ini dari Program Doktor Ilmu Psikologi sebanyak 1 orang. Sedangkan dari Magister Psikologi sebanyak 18 orang dan Magister Psikologi Profesi berjumlah 20 orang. Sehingga keseluruhan jumlah lulusan Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada berjumlah 3.048 alumni dari jenjang S2 dan 155 alumni bagi jenjang S3.

Pada Program Doktor Ilmu Psikologi, Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi adalah 3,91 diraih oleh Tience Debora Valentina yang sekaligus berpredikat cumlaude. Tience juga menjadi wakil wisudawan/wisudawati dalam memberikan sambutan pada pelepasan ini. Dalam sambutannya Tience berpesan “Dengan Ilmu dan keterampilan yang kita peroleh dari pendidikan selama ini kita akan dan harus berkontribusi untuk membangun Indonesia, dengan mengedepankan nilai kemanusiaan sebagai wujud bakti kita mahasiswa Gadjah Mada untuk memenuhi panggilan ibu pertiwi, dengan menjunjung kebudayaan dan kejayaan Indonesia”.

Beralih ke Program Magister Psikologi, Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi adalah 3,85 yang diraih oleh Laila Indra Lestari, Abdullah Azzam Al Afghani, dan Rosita Cahya Hidayanti sekaligus berpredikat cumlaude. Pada periode ini, terdapat 6 lulusan berpredikat Cumlaude, 10 lulusan berpredikat sangat memuaskan dan 2 orang berpredikat memuaskan. Untuk masa studi terpendek 1 tahun 10 bulan 13 hari diraih oleh Maria Bramanwidyantari dan Dewi Fatmasari Edy.

Pada Program Magister Psikologi Profesi, Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi adalah 3,86 diraih oleh Gita Yolanda sekaligus berpredikat Cumlaude. Pada periode ini, terdapat 4 lulusan berpredikat cumlaude, 14 lulusan berpredikat sangat memuaskan dan 2 orang berpredikat memuaskan. Masa studi terpendek 2 tahun 0 bulan 6 hari diraih oleh Sri Dian Fitriani.

Fakultas Psikologi juga memberikan penghargaan kepada dua mahasiswa magister yaitu Abdullah Azzam Al Afghani dan  Maria Stephanie Gunandar sebagai lulusan dengan naskah publikasi tesis terbaik. Abdullah melakukan penelitian tentang “Perbandingan Tes Paralel Hasil Perakitan Otomatis Berdasarkan Pendekatan Teori Tes Klasik dan Teori Respons Butir: Simulasi Monte Carlo” di bawah bimbingan Rahmat Hidayat, S.Psi. M.Sc., Ph.D. Sedangkan tesis milik Maria adalah “Peran Pola Asuh Authoritative terhadap Kemunculan Psychotic Like Experience (PLE) pada Remaja dengan Proactive Coping dan Resiliensi sebagai Mediator” bimbingan, Prof. Dr. Subandi, M.A.

Pada Pelepasan wisudawan/wisudawati ini Dekan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Faturochman, M.A., berpesan agar para alumni tetap berpegang teguh pada etika kebaikan dan upaya untuk peningkatan kualitas hidup manusia. Selain itu juga dapat bermanfaat bagi lingkungan, keluarga, nusa dan bangsa.

Management Trainee RNI

Pandemi dan Revitalisasi Karakter Prososial Bangsa

$
0
0

Pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung saat ini menghadirkan krisis dalam berbagai lini. Perekonomian masyarakat yang melemah, aktivitas pendidikan dan perkantoran yang terkendala, kegiatan distribusi dan ekspedisi industri yang terhambat, dan tenaga kesehatan yang dipaksa menghadapi situasi luar biasa. Sebagaimana dengan berbagai situasi krisis (seperti: bencana alam) yang terjadi di masa-masa sebelumnya, situasi ini merupakan ujian sekaligus momentum bagi bangsa kita untuk memantapkan kembali identitas sebagai bangsa, salah satunya yaitu identitas kegotongroyongan.

Gotong royong dan tolong-menolong tak terpisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Sejarah menunjukkan bahwa keberhasilan Indonesia meraih kemerdekaan, bertahan dalam kebhinekaan, dan membangun menuju kemajuan salah satunya adalah berkat gotong royong. Di masa pembangunan, sebagian infrastruktur kita adalah hasil gotong royong dan swadaya masyarakat. Dalam berbagai situasi bencana yang pernah terjadi, kegotongroyongan dan perilaku menolong ini telah terbukti menjadi kekuatan masyarakat dan sumber resiliensi.

Singkatnya, budaya gotong royong telah memberikan sumbangsih yang begitu besar bagi tumbuh dan berkembangnya Indonesia. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa gotong royong dan tolong-menolong adalah perekat bangsa sekaligus salah satu pilar pembangunan. Oleh karena itu, meski zaman telah berubah, karakter dan budaya ini sangat penting untuk terus dilestarikan dan dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Jangan sampai karakter dan budaya ini mati tergerus oleh pergeseran nilai yang semakin individualistis.

Dalam perspektif psikologi, kajian mengenai gotong royong dan tolong-menolong ini dapat didekati melalui teori perilaku prososial. Perilaku prososial didefinisikan sebagai perbuatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memberi manfaat bagi pihak lain ataupun untuk menjaga hubungan sosial yang harmonis (Eisenberg, Fabes, & Spinrad, 2006; Jackson & Tisak, 2001). Perilaku prososial menurut Jackson & Tisak (2001) termanifestasi melalui berbagai bentuk, yakni perilaku menolong (helping), berbagi (sharing), menghibur (comforting), dan bekerja sama (cooperating). Beragam literatur ilmiah telah mendokumentasikan arti penting perilaku prososial dalam kehidupan bermasyarakat. Di antaranya, perilaku prososial ditemukan berkorelasi positif dengan fungsi sosial yang sehat pada diri seseorang, kemampuan adaptasi yang baik, efektivitas ketika bekerja di dalam sebuah tim, dan kecenderungan untuk mempraktikkan kultur berpolitik yang positif (Saha, 2004).

Pandemi Momentum Prososial

Jika diamati secara saksama, pandemi ini telah memunculkan banyak sekali respons prososial di Indonesia. Sebagai contoh, masyarakat bahu-membahu menggalang dana lewat berbagai platform untuk membantu penanganan Covid-19, mulai dari iuran sukarela ibu-ibu arisan, penggalangan dana melalui portal-portal digital seperti Kitabisa, hingga konser amal secara daring yang bahkan sukses mengumpulkan dana hingga miliaran rupiah.

Di level individual, kita juga dapat dengan mudah menemukan berita mengenai pihak-pihak yang berusaha membantu meringankan beban sesamanya. Mereka menyumbangkan masker, menyediakan instalasi cuci tangan di lingkungan tempat tinggalnya, menghibahkan gadget layak pakai kepada anak sekolah yang membutuhkan, hingga menyediakan bahan pangan di pagar rumahnya untuk diambil secara gratis oleh siapa saja yang membutuhkan.

Perilaku-perilaku di atas mengilustrasikan hidupnya karakter prososial, di mana masyarakat Indonesia berhasil menunjukkan kepedulian yang tinggi dan kemampuan bekerja sama yang baik dalam meringankan beban sesamanya saat situasi memanggil. Bentuk perilaku prososial mungkin telah berevolusi; jika dahulu gotong royong diwujudkan melalui kerja bakti membangun jalan, membersihkan gorong-gorong, dan membantu tetangga yang sedang mempersiapkan hajatan, sekarang bentuk gotong royong telah bergeser ke dalam bentuk-bentuk yang lebih modern seperti misalnya menggalang dana secara daring. Namun demikian perubahan bentuk tersebut tampaknya tidak mengurangi esensi prososial.

Memupuk Karakter Prososial Generasi Muda

Menurut Lee dan Kim (2020), respons masyarakat terhadap musibah atau bencana dapat memperlihatkan karakter asli dari masyarakat tersebut. Respons masyarakat Indonesia terhadap situasi pandemi telah mengindikasikan betapa kuatnya potensi kolektivistik dan kegotongroyongan yang sejatinya kita miliki, sehingga kita dapat merasa optimis bahwa karakter tersebut mengakar kuat dalam budaya kita. Namun demikian kita tetap harus memastikan bahwa karakter ini akan terus melekat pada generasi mendatang, tidak hilang seiring pergeseran zaman.

Untuk itu, penting untuk memastikan bahwa generasi muda, yakni anak-anak dan remaja, mendapat kesempatan sebaik-baiknya untuk juga exercising atau melatihkan karakter dan perilaku prososial melalui momentum pandemi ini. Anak-anak dan remaja yang sedang dalam masa perkembangan kepribadian harus difasilitasi untuk menumbuhkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar, mengenali apakah ada orang atau pihak yang memerlukan bantuan dan turun tangan untuk membantu sesuai kemampuannya.

Tuntunan dan panduan dari orang dewasa tentunya sangat diperlukan. Baik orang tua, guru, tokoh masyarakat, maupun tokoh keagamaan dapat melibatkan generasi muda dalam kegiatan-kegiatan prososial mulai yang berskala kecil misalnya dalam keluarga hingga yang berskala lebih besar misalnya melakukan bakti sosial, tentunya sesuai keperluannya dan dengan memperhatikan protokol kesehatan. Jangan biarkan anak dan remaja hanya menjadi objek atau observer dari perilaku prososial orang dewasa, beri mereka kesempatan untuk menjadi pelakunya dan merasakan emosi positif (senang/bangga) dengan berkontribusi.  Jangan lupa bahwa perilaku prososial (menolong, berbagi, menghibur, dan bekerja sama) tidak harus berwujud material atau kebendaan.

Mengutip hasil penelitian Perry dan Lindell (2003), situasi darurat seperti terjadinya musibah atau bencana dapat berperan sebagai stimulus dalam menumbuhkan karakter prososial suatu entitas masyarakat. Oleh karena itu, sudah semestinya situasi pandemi ini dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk merevitalisasi dan menstimulasi kehidupan prososial masyarakat, termasuk pada generasi penerus yang akan menentukan keutuhan bangsa di masa mendatang. (*)

Penulis:

Sutarimah Ampuni, S.Psi., M.Si., M.Psych.

Psikolog dan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Sumber: https://jogja.siberindo.co/05/10/2020/pandemi-dan-revitalisasi-karakter-prososial-bangsa/

Foto: Ilustrasi Pandemi dan Revitalisasi Karakter Prososial (Foto: Istimewa)

Viewing all 1332 articles
Browse latest View live